TRANSFORMASI TRADISI PERNIKAHAN USIA ANAK DI MASYARAKAT MADURA

  • FATIMATUZ ZAHRAH
  • OKSIANA JATININGSIH

Abstract

Penelitian ini bertujuan memahami (verstehen) terjadinya transformasi tradisi pernikahan usia anak di masyarakat. Teori yang digunakan adalah Tindakan Sosial Max Weber, yang menjelaskan empat orientasi tindakan seseorang yaitu rasionalitas instrumental, rasionalitas tujuan, tindakan tradisional, dan tindakan efektif. Penelitian yang dilaksanakan di Desa Klompang Timur Kecamatan Pakong Kabupaten Pamekasan ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif eksplorasi. Informan penelitian ini adalah sepuluh orang yang dipilih secara purposive. Fokus penelitian ini adalah tindakan dan alasannya untuk tidak menikah atau tidak menikahkan anaknya pada usia anak. Data dikumpulkan melalui observasi partisipan dan wawancara mendalam. Untuk keabsahan data, digunakan triangulasi sumber dan waktu. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa tindakan tidak menjodohkan anak sejak dini dan memberi izin kepada anak untuk berkuliah dilakukan karena kini mereka berpandangan bahwa menyambung tali silaturrahmi tanpa harus melalui perjodohan anak, serta mengakui hak anak dalam menentukan pasangan hidupnya dan meraih masa depan yang lebih baik. Pada anak, tindakan terus berkuliah ini dilakukan dengan mengabaikan sorotan negative orang lain. Transformasi tradisi pernikahan usia anak ini menunjukkan adanya tindakan rasionalitas instrumental yaitu menunda pernikahan untuk mendapatkan pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan yang lebih baik.

Kata Kunci: pernikahan usia anak, tradisi pernikahan, transformasi, perempuan, Madura.

Abstract

This study aims to understand (verstehen) the transformation of the tradition of child age marriage in the community. The theory which used is Max Webers Social Action that explains the four orientations of ones actions such as instrumental rationality, objective rationality, traditional action, and effective action. The study was carried out in Klompang Timur Village, Pakong District, Pamekasan Regency by using a qualitative research approach with an exploratory descriptive design. The informants of this study were ten people who were selected purposively. The focus of this research is the actions and reasons for not marrying of their children from an early ages. Data was collected through participant observation and in-depth interviews. For data validity, triangulation of sources and time is used. The results of the study revealed that the act of not pairing children from an early age and giving permission for the children to study was done because nowadays the parents thought that they can make good relation without having to go through matchmaking, and recognize their childrens rights in determining their life partners and for achieving a better future. For children, the action continues to study is done by ignoring the negative highlights of others. The transformation of child marriage tradition shows the existence of instrumental rationality, which is delaying marriage to get education, work, and a better life.

Keywords: child marriage, marriage tradition, transformation, women, Madura.




Published
2020-06-26
How to Cite
ZAHRAH, F., & JATININGSIH, O. (2020). TRANSFORMASI TRADISI PERNIKAHAN USIA ANAK DI MASYARAKAT MADURA. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 8(2). https://doi.org/10.26740/kmkn.v8n2.p%p
Abstract Views: 84
PDF Downloads: 128