PANDANGAN INTELEKTUAL TERHADAP WACANA KYAI PENDUKUNG KHOFIFAH INDAR PARAWANSA DALAM KONTESTASI PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR 2018

Pandangan Intelektual Terhadap Wacana Kyai Pendukung Khofifah

  • Yoky Armando Sunaryo UNESA
  • Oksiana Jatiningsih Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Abstrak

Berbeda dengan sebelumnya, kyai yang selama ini tidak mendukung perempuan menjadi pemimpin, beberapa di antaranya menjadi pendukung Khofifah dalam pencalonannya menjadi gubernur Jawa Timur di Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur tahun 2018. Tentu saja hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk dikaji. Apakah perubahan ini menandai terjadinya transformasi nilai gender dari patriarkhi menjadi egalitarian? Dalam bahasa Foucault apakah telah terjadi patahan atau keterputusan dominasi wacana nilai gender patriarkhi yang selama ini mendominasi kehidupan? Menjadi menarik untuk mengaji bagaimana para intelektual melihat fenomena ini. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap pandangan intelektual tentang wacana kyai pendukung Khofifah Indar Parawansa dalam kontestasi pemilihan gubernur Jawa Timur tahun 2018. Ada sembilan orang intelektual yang menjadi informan penelitian, yang diambil berdasarkan bukti-bukti bahwa yang bersangkutan merupakan intelektual yang memiliki pemahaman di bidang politik-keagamaan yang berkaitan dengan gender, serta terlibat aktif sebagai konsultan politik, pakar, dan peneliti yang sekaligus memiliki pengetahuan tentang Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Timur 2018. Fokus penelitian ini adalah pandangan intelektual tentang fenomena kyai pendukung Khofifah Indar Parawansa di Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018, yang dapat dicermati dari pendapat dan pandangan yang dituturkannya. Teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam dan dokumentasi. Data diambil dengan menggunakan wawancara mendalam dan kemudian dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) dukungan kyai kepada Khofifah Indar Parawansa bukan berdasarkan kesadaran untuk memperjuangkan kesetaraan gender, namun berdasarkan kepentingan politik. (2) strategi dan kalkulasi politik kyai berbasis pada kesamaan value. (3) patriarkhi masih menjadi dominant discourse, sehingga tidak terjadi diskontinuitas wacana gender patriarkhi, meskipun Khofifah Indar Parawansa terpilih sebagai Gubernur Jawa Timur.

Kata Kunci: Kyai, Wacana, Patriarkhi, Khofifah Indar Parawansa.

Abstract

In contrast to the previous kyai who have  not supported women to became leaders, some of whom have supported  supportered of Khofifah in her candidacy for governor of East Java in the 2018 Governor and Deputy Governor Elections. Of course this is an interesting phenomenon to study. Does this change mark the transformation of gender values from patriarchy to egalitarian? In Foucault’s language has there been a break or break in the discourse of patriarchal gender values that have dominated life?It is interesting to study how intellectuals view this phenomenon. Therefore, this study aims to reveal intellectual views about the discourse of kyai supporters of Khofifah Indar Parawansa in the contestation for the 2018 East Java governor election. There were nine intellectuals who became informants of the research. Which were taken based on evidence that the person concerned was an intellectual who in the political-religious field related to gender, as well as being actively involved as a political consultant, and researcher who at the same time has knowledge of the 2018 East Java Governor and Deputy Governor elections. The focus of this research is an intellectual view of the phenomenon of kyai support Khofifah Indar Parawansa in the 2018 East Java Governor and Deputy Governor elections, which can be observed from the opinions and view he expressed. Data collection techniques with in-depth interviews and documentation. Data were taken using in-depth interviews and then analyzed qualitatively. The results of this study indicate that (1) kyai’s support for Khofifah Indar Parawansa is not based  on awereness to fight for gender equality, but based on political interests. (2) Political strategies and calculations based on similarity of values. (3) Patriarchy is still the dominant discourse, so there is no discontinuity in patriarchal gender discourse, even though Khofifah Indar Parawansa was elected as Governor of East Java.      

Keywords: Kyai, Discourse, Patriarchy, Khofifah Indar Parawansa

Published
2021-07-15
How to Cite
Sunaryo, Y., & Jatiningsih, O. (2021). PANDANGAN INTELEKTUAL TERHADAP WACANA KYAI PENDUKUNG KHOFIFAH INDAR PARAWANSA DALAM KONTESTASI PEMILIHAN GUBERNUR JAWA TIMUR 2018. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 9(3), 610-625. https://doi.org/10.26740/kmkn.v9n3.p610-625
Abstract Views: 209
PDF Downloads: 233