PRAKTIK MULTIKULTURALISME ANTARA MASYARAKAT SURABAYA DAN MAHASISWA PAPUA DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI SOSIAL

  • Vio Bintang Universitas Negeri Surabaya
  • Warsono Warsono Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan praktik multikuturalisme masyarakat Surabaya dan mahasiswa Papua . Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori cultural pluralism : mosaic analogy oleh Berkson. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara. Hasil penelitian menunjukkan dalam parktik multikuturalisme antara masyarakat sekitar asrama Papua dan mahasiswa Papua ditunjukkan dengan Mahasiswa Papua dan masyarakat berkebutuhan hidup secara damai. Mereka saling bertegur sapa, namun karena perbedaan budaya, maka membatasi diri untuk saling berinteraksi menjadi pilihan di antara keduanya. Masyarakat lebih proaktif dalam mengajak berkomunikasi, tetapi mahasiswa Papua lebih menutup diri. Mahasiswa Papua mengekspresikan kepeduliannya terhadap masyarakat dengan cara  tidak meminta bantuan masyarakat saat menghadapi masalah, karena mereka tidak ingin merepotkan masyarakat. Harmonisasi social yang semestinya tampak sebagai kehidupan bersama yang indah, belum tampak karena sebenarnya masih terdapat jarak antara satu dengan yang lain. Mosaik Budaya belum terbangun antara mahasiswa Papua dan masyarakat.

Kata Kunci: Praktik, Multikuturalisme, Harmonisasi Sosial.

 

This study aims to describe the practice of multiculturalism of the people of Surabaya and Papuan students. The theory used in this research is the theory of cultural pluralism: mosaic analogy by Berkson. This study uses a qualitative approach with a descriptive type of research. The data collection technique used is interview. The results of the study show that in the practice of multiculturalism between the community around the Papuan dormitory and Papuan students, it is shown by Papuan students and the community in need of living in peace. They greet each other, but because of cultural differences, limiting themselves to interact with each other is a choice between the two. The community is more proactive in inviting them to communicate, but Papuan students are more introverted. Papuan students express their concern for the community by not asking for help from the community when facing problems, because they do not want to inconvenience the community. Social harmonization, which should appear as a beautiful life together, has not been seen because in fact there is still a distance between one another. The Cultural Mosaic has not yet been established between Papuan students and the community.

Keywords: Practice, Multiculturalism, Social Harmonization.

 

References

Agusta, I. (2003). Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Bogor: Litbang Pertanian.

Azra, A. (2007). Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikulturalisme Indonesia. Jakarta: Pustaka Indonesia.

CNN Indonesia. 2019. Kronik Rusuh Papua dari Malang menjalar hingga Makassar. https://www.cnnindonesia.com/nasional/2019081920 0236-20-422845/kronik-rusuh-Papua-dari-malang- menjalar-hingga-makassar. Diakses 11 Juni 2021, pukul 20.00 WIB

CNN Indonesia. 2019. Mahasiswa di Asrama Papua bentrok dengan ormas. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190819190456-20-422819/mahasiswa-di-asrama-Papua-bentrok-dengan-ormas-di-makassar. Diakses Selasa, 19 Januari 2021 pukul 11.14

Creswell, J. W. (2002). Desain Penelitian Pendekatan Kualitatif & Kuantitatif. Jakarta: KIK.

Dahesihsari, R., Kartikawangi, D., Ajisuksmo, C. R. P., Sihotang, K., & Murniati, J. (2019). Komunikasi Akomodatif untuk Mewujudkan Harmoni sosial. Jakarta: Penerbit Unika Atma Jaya.

Dispendukcapil.surabaya.go.id. 2019. Statistik Kependudukan. http://dwh.dispendukcapil.surabaya.go.id/stat_new/. Diakses 13 Juni 2021, Pukul 10.00 WIB.

Emzir. (2013). Metode Penelitian Kualitatif Analisis Data. Depok. Rajawali Press

Fatmawati. (2021). “Konstruksi Nasionalisme di Tengah Politik Identitas Pelajar Dan Mahasiswa Papua di Surabaya.” Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol 9 (2). Hal. 248-262.

Gunawan, K., & Rante, Y. (2011). “Manajemen Konflik Atasi Dampak Masyarakat Multikultural di Indonesia.” Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, 2(2): 212–224.

Hati, S. T. 2019. “Upaya Meningkatkan Kesadaran Multikultural.” Jurnal Ilmu Sosial dan Budaya, 3(1): 1-9.

Kumparan.com. 2019. “Bendera Merah Putih di Bakar Kontor DPRD Papua Barat di Serbu.” https://kumparan.com/balleonews/bendera-merah- putih-dibakar-kantor-dprd-Papua-barat-diserbu- 1rh7VX2KcVa/full. Diakses 11 Juni 2021, pukul 21.30 WIB

Khotimah, K., & Januarizal, J. (2017). “Pendidikan Islam Berbasis Multikultural. Toleransi.” Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, 9(2): 114–134.

Liputan6.com. (2019, 26 Juli) Risma Sebut Surabaya Kota Multikultural, Warganya Ramah. Diakses 16/01/2021 pukul 13.43 WIB. Dari https://m.liputan6.com/surabaya/read/4021963/risma-sebut-surabaya-kota-multikultural-warganya-ramah.

Mahfud, Choirul. (2006). Pendidikan Multikultural. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mahyuddin. (2018). “Dinamika Multikulturalisme Mahasiswa Papua di Yogyakarta.” Tesis. Universitas Gajah Mada. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/157793. Diunduh 13 Februari 2021, pukul 21.00.

Muawal Hasan, A. 2016. “Praktik Multikulturalisme Di Yogyakarta. Integrasi dan Akomodasi Mahasiswa Papua Asrama Deiyai.” E-Socdeietas, 5(3): 121-135.

Prakasita, D. N, & Harianto, S. 2017. “Masyarakat Multikultur Perkotaan (Studi Relasi Antaretnis dalam Kegiatan Ekonomi di Wilayah Perak Surabaya).” Paradigma, 5(3): 1–9.

Rustanto, B. (2015). Masyarakat Multikutural Indonesia. Bandung: Pt. Remaja Rosadakarya.

Saputra, M. N. A. 2019. Diskriminasi Terhadap Masyarakat Papua Ditinjau dari Teori Konflik. Jakarta.

Setiyawan, I. 2020. “Harmoni Sosial Berbasis Budaya Gugur Gunung.” Empirisma. Jurnal Pemikiran dan Kebudayaan Islam, 29(1): 29-40.

Sugiyono, P. (2011). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alpabeta.

Soedarso, S. & Windiani, W. 2013. “Dinamika Multikultural Masyarakat Kota Surabaya.” Jurnal Sosial Humaniora, 6(1): 62–75.

Suparlan, P. 2001. “Kesetaraan Warga dan Hak Budaya Komuniti dalam Masyarakat Majemuk Indonesia.” Jurnal Antropologi Indonesia, 24(63): 1-16.

Syamsiyah, N. 2018. “Multikulturalisme Masyarakat Perkotaan ( Studi Tentang Integrasi Sosial Antar Etnis di Kelurahan Nyamplungan, Kecamatan Pabean Cantikan, Kota Surabaya).” Jurnal Sosiologi Fisip Unair, 42(18): 1–21.

Tribun Ambon.com. 2019. Kerusuhan di Manokwari Gedung DPRD di Bakar diduga Protes ditangkapnya Mahasiswa Papua di Surabaya. https://ambon.tribunnews.com/2019/08/19/kerusuhan- di-manokwari-gedung-dprd-dibakar-diduga-protes ditangkapnya-mahasiswa-Papua-di surabaya?page=all. Diakses 11 Juni 2021, pukul 20.45 WIB

Wattimena, R. A. A. (2011). “Menuju Indonesia yang Bermakna: Analisis Tekstual-Empiris terhadap Pemikiran Charles Taylor tentang Politik Pengakuan dan Multikulturalisme, serta Kemungkinan Penerapannya di Indonesia.” Studia Philosophica et Theologica, 11(1): 210-221.

Published
2021-09-12
How to Cite
Bintang, V., & Warsono, W. (2021). PRAKTIK MULTIKULTURALISME ANTARA MASYARAKAT SURABAYA DAN MAHASISWA PAPUA DALAM MEWUJUDKAN HARMONISASI SOSIAL. Kajian Moral Dan Kewarganegaraan, 10(2), 304-318. https://doi.org/10.26740/kmkn.v10n2.p304-318
Abstract Views: 436
PDF Downloads: 1435