MODEL PELATIHAN HANDYCRAFT DARI KAIN PERCA DALAM  MENINGKATKAN KEMANDIRIAN PENYANDANG TUNA RUNGU DI LKP ABIDAH COURSE OF FASHION KOTA KEDIRI

  • DYAH W PUSPITASARI

Abstract

Penyandang tuna rungu Indonesia hampir 90% mereka lulus tanpa sebuah bahasa. Penyandang tuna rungu telahtermarjinalkan dalam hak-haknya memperoleh pendidikan yang layak akibat dari ketidaksesuian metode pendidikanbagi mereka. Dengan keadaan tersebut maka pendidikan non formal sangat diperlukan untuk menunjang pendidikanpenyandang tunarungu, pendidikan tersebut berupa pelatihan yang dimaksud adalah pengajaran atau pemberianpengalaman kepada seseorang untuk mengembangkan tingkah laku (pengetahuan, skill, sikap) agar mencapai sesuatuyang diinginkan. Pelatihan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kemandirian tunarungu untuk dapat membuka usahasendiri tanpa menggantungkan diri kepada orang lain. Model Pelatihan handicraft dari kain perca diharapkan dapatmeningkatkan kemandirian penyandang tunarungu untuk dapat memberikan keterampilan sehingga dapat dijadikanmodal untuk membuka usaha.Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis model pelatihan dari kainperca dan perkembangan peserta didik serta mengetahui hubungan antara pelatihan handicraft dari kain perca dalammeningkatkan kemandirian penyandang tuna rungu di LKP Abidah Course of Fashion Kota Kediri. Responden yangditeliti sejumlah 30 peserta didik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasidan metode angket. Teknik analisis data menggunakan analisis Product Moment terhadap penilaian variabel modelpelatihan dan variabel kemandirian.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa skor total model pelatihan handicraftdari kain perca sebesar 1456 yang kemudian jika dirata-rata (mean) sebesar 48,53 dengan kategori cukup baik.Sedangkan kemandirian peserta didik skor totalnya sebesar 1366 dengan rata-rata (mean) sebesar 45,53 dengan kategoricukup baik. Hubungan antara variabel model pelatihan dengan variabel kemandirian adalah kuat. Hal ini ditunjukkanrtabel untuk n= 30 dan kesalahan 5% maka rtabel = 0,321, sedangkan untuk rhitung adalah 0,7203 (rh > rt) maka H0 ditolakdan Ha diterima, dengan demikian korelasi 0, 7203 signifikan. Kesimpulan model pelatihan handicraft dari kain percabagi penyandang tuna rungu baik dari segi komponen pelaksanaan maupun tahapan pelatihan adalah cukup baik.Kemandirian peserta pelatihan handicraft dari kain perca dalam meningkatan kemandirian penyandang tuna rungucukup baik. Hubungan antara variabel model pelatihan dengan variabel kemandirian adalah bahwa makin baik pelatihanhandicraft dari kain perca maka makin pula kemandirian penyandang tunarungu di LKP Abidah Course of Fashion.

Kata Kunci : penyandang tuna rungu, pelatihan, kemandirian

Abstract

Almost 90% of Indonesian deaf people graduated without any languages. They were pushed aside in their rights ofgaining the proper education as a result of the unsuitable education method for them. Because of that condition, the non– formal education is necessary to support the deaf people’s education. The non formal education such as training is theteaching or facilitating people’s experiences to develop their personalities (knowledge, skill, and attitude) so that theycan pursue what they desire. Trainings are really needed to develop the independence of deaf people to establish theirown business without being dependant to the others. The patchwork handicraft training model is hoped to be able togive some skill that is needed to establish a business.The objective of the research is to describe and to analyze thepatchwork handicraft training model and the improvement of the students and to know the connection of the patchworkhandicraft training model to develop the independence of deaf people in LKP Abidah Course of Fashion, Kediri. Theobject of the study is 30 students that were observed. The method used in the research is observation, documentation,and questionnaire. The data analysis technique used is the product moment analysis to the training model variable andthe independence variable.The result of the research showed that the total score of patchwork handicraft training modelis 1456 with the mean of 48,53 which belongs to good enough category. Meanwhile, the total score of the independenceof the students is 1366 with the mean of 45,53 which belongs to good enough category. The relationship between thetraining model variable and the independence is strong. It can be showed by the rtable for n = 30 and the error of 5%, sothe rtable = 0,321. Whereas for rvalue is 0,7203 (rv > rt) so H0 is rejected and Ha is accepted, the correlation of 0, 7203 issignificant. In conclusion, the patchwork handicraft training model for deaf people, regarded from its component ofimplementation and the training stages, is good enough. The independence of the participants of the patchworkhandicraft training model to develop the independence of deaf people is good enough. The relationship between thetraining model variable and the independence variable is that the better the training model variable is, the better theindependence of deaf people in LKP Abidah Course of Fashion.

keywords: the deaf people, training, independence

Published
2013-09-11
Abstract Views: 37
PDF Downloads: 24