PEMBERDAYAAN PEREMPUAN MELALUI PELATIHAN KETERAMPILAN MENJAHIT DI SKB TRENGGALEK

  • LINGGA ASTITI

Abstract

Penelitian ini dilakukan berawal dari fenomena rendahnya produktivitas para ibu dalam membantu meningkatkan kesejahteraan keluarga. Untuk mengatasi itu maka SKB Trenggalek menyelenggarakan pelatihan keterampilan menjahit. Oleh karena itu tujuan penelitian ini mendiskripsikan dan menganalisis pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit serta faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan pelatihan keterampilan menjahit.

Pemberdayaan Perempuan adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat dengan upaya sehingga mereka dapat hidup lebih baik dan terlepas dari kemiskinan. Dan pelatihan adalah tindakan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan tertentu.

Metode yang digunakan  adalah pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian adalah di SKB Trenggalek. Sumber datanya peserta didik, ketua dan tutor pelatihan menjahit. Teknik pengumpulan datanya adalah wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Untuk meningkatkan kepercayaan dan keabsahan data digunakan kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan transferabilitas.

Temuan penelitian diperoleh deskripsi bahwa pelaksanaan pembelajaran di SKB Trenggalek dengan melihat pada sepuluh patokan dikmas berlangsung secara efektif. SKB Trenggalek berusaha memberdayakan peserta didiknya agar mereka lebih berdaya, memiliki penghasilan yang layak dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Pihak lembaga memberi modal mesin jahit dan selanjutnya pihak lembaga mengawasi dan memonitoring perkembangan dari peserta didik.

Faktor pendukungnya adalah adanya dukungan dari pemerintah,  yaitu dengan memberikan pelatihan secara gratis dan adanya pemberian mesin jahit gratis, tingginya antusias kaum ibu, tutor dan lembaga SKB Trenggalek. Sedangkan faktor penghambatnya adalah ruang praktek yang sempit dan menjadi satu dengan aula depan, kurangnya dukungan dari suami serta kesibukan mengurus rumah tangga.

Hambatan di atas merupakan masalah yang ditemukan dalam penelitian. Padahal pelatihan menjahit memiliki potensi besar dalam meningkatkan kemampuan keterampilan menjahit serta berwirausaha. Pemecahannya adalah meningkatkan kesadaran warga laki-laki melalui penyuluhan bahwa pemberdayaan perempuan sangat perlu dalam membantu dan menunjang pendapatan suami.

Kata Kunci: Pemberdayaan Perempuan, Pelatihan Keterampilan Menjahit.

ABSTRACT

This research was done because of the low of mother’s productivity phenomena in helping their family to reach prosperity. In order to overcome that problem, SKB Trenggalek organizes the sewing skill training. Therefore the purpose of this study is to describe and analyze the implementation and find the supporting and obstructing factorsof the sewing skill training.

The  women empowerment is an attempt to increase the dignity of the efforts so they can live better and in spite of poverty. And training is the act of increasing the knowledge and skill of an employe for doing a particular job.

The method that used was qualitative approach. The location of this study was in SKB Trenggalek. The data sources were the students, leader, and the sewing training tutor. The data collection technique was deeply interviewing, participative observation, and documentation. In this research, to increase the data reliance and validity the researcher used the credibility, dependability, conformability, and transferability.

The result of the study was found in a description that learning implementation in SKB Trenggalek based on 10 dikmas standards had done effectively. The SKB Trenggalek tried to empower the students in order to make them become more useful, has a proper income, and able to create their own job field. The institution gave the sewing machine as the financial capital and then the institutions would control and monitor the development of the students.

The supporting factors were the support from the government, it was the training and sewing machine for free, the high enthusiasm from the housewife there, the tutor and the SKB Trenggalek institution. Whereas the obstructing factors were the practice room that was narrow and became one with the front hall, lack of the husband’s supports and also the bustle in manage their own household.

Those obstacles above were the problems that found in this research. In fact the sewing training has the high potential in order to raise the sewing skill and also to have their ownbusiness. The solution of these problems is to increase the awareness from the husband through giving the information that the women empowermentis very needed in helping and supporting their husband income.

Key words: women empowerment, sewing skill training

Published
2014-05-09
Abstract Views: 183
PDF Downloads: 554