TRANSITIVITY AND IDEOLOGY: A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS OF OBAMA’S SECOND INAUGURAL SPEECH

  • LUSMITA OKTIFARTI

Abstract

Kajian ini ditujukan untuk menganalisis bagaimana Barrack H. Obama; presiden Amerika ke-44; menggunakan bahasa di pidato pelantikannya yang kedua untuk menyampaikan ideologi-1deologi politiknya. Kajian ini dilakukan dengan menggunakan teori system transitivitas dari Halliday yang telah diadopsi oleh Fairclough dalam kerangka teori analisis wacana kritis. Dari empat proses transitivitas yang diadopsi oleh Fairclough, kajian ini membuktikan bahwa proses material mendominasi pidato Obama, diikuti oleh mental proses dan relasional proses. Klausa-klausa material yang ditemukan, menunjukkan bahwa Obama menyusun bahasanya untuk melakukan aksi-aksi dalam peiode pemerintahannya kedepan. Ia melakukan itu untuk mengembalikan kepercayaan diri masyarakatnya setelah banyak masalah tersisa dari masa jabatannya yang pertama. Obama menggarisbawahi kesetaraan sepanjang pidatonya untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa ia tetap berjuang  untuk membersihkan diskriminasi, tidak hanya di negaranya tetapi juga diseluruh dunia. Obama banyak menuggunakan klausa-klausa material dalam menceritakan kembali sejarah Amerika untuk membakar semangat nasionalisme dan patriotisme masyarakatnya. Pilihannya dalam menggunakan partisipan pertama “we(kita)” menunjukkan bahwa Obama menempatkan rakyatnya pada level yang sama dengannya dalam penyelanggaraan Negara. Hal ini membuktikan karakter pemerintahan yang demokratis. Selain itu, Obama juga ingin meningkatkan kesatuan dan persatuan rakyat Amerika. Obama juga menggunakan kata kerja mental untuk memberi sentuhan psikis dalam pidatonya, sebagai pendukung klausa-klausa materialnya. Proses relasional digunakan oleh Obama sebagai pengingat untuk rakyatnya bahwa mereka adalah warga Negara Amerika dengan Negara yang besar dan kuat. Kajian ini menyimpulkan bahwa karakter kepemimpinan Obama bisa menjadi alat untuk menuai sukses di masa jabatannya yang kedua.

Kata kunci: Transitivitas, ideology, Analisis wacana kritis (CDA), dan politik

Abstract

The study is set to analyze how the 44th United States president Barrack H. Obama manipulated language in his second inaugural address to enhance his political ideologies by using Halliday’s transitivity system that already adopted by Fairclough in his critical discourse analysis framework. Among the four processes outlined in the framework, the study discovers that material processes mostly dominating the speech, distantly followed by mental processes, while relational processes come third. Material clauses suggest that Obama arranged his word for action. He did it to restore the people trust and confidence after left many aspects imperfect in his first tenure. He underlined equality along his speech to show the people that he stayed fighting to clean up discrimination not only for America but also for the world. He use material clause in retelling America history to firing people nationalism and patriotism. His choice of actors suggests that Obama attributes the people in the same level with him in the government body. It is a characteristic of democratic leadership style. He also uses mental verb to give psychological touch in his speech, as a support for his material clauses. Relational processes have been used as a reminder for the people that they are American and they have a big nation. The study concludes that such leadership characteristics could be possible reasons that led to his political success in his next period as his record on good governance, human rights, and political tolerance.

Key words: Transitivity, Ideology, CDA, and Politic.

Published
2014-08-21
How to Cite
OKTIFARTI, L. (2014). TRANSITIVITY AND IDEOLOGY: A CRITICAL DISCOURSE ANALYSIS OF OBAMA’S SECOND INAUGURAL SPEECH. LANGUAGE HORIZON, 2(03). https://doi.org/10.26740/lh.v2n03.p%p
Abstract Views: 169
PDF Downloads: 224