Relasi Kuasa Guru PPHM Asrama TK Al-Qur’an Sunan Giri Ngunut dalam Praktik Salaman Menyentuh Kepala Santri di Masa Pandemi Covid-19

  • Fatimatul Aulia Rosadi Universitas Negeri Surabaya
  • Farid Pribadi Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Islamic boarding school is a dormitory led by a kiai, where students live and learn about Islam. One of the units of the Hidayatul Mubtadiin Islamic Boarding School, namely the Sunan Giri Kindergarten Dormitory, introduces Islamic teachings from an early age. Students are also taught good manners such as shaking hands with adults. However, if a student wants to shake hands with a teacher of the opposite sex, the head of the student will be touched by the teacher. The practice of shaking hands and touching the head has been around for a long time and is still being practiced today. Even during the Covid-19 pandemic, which required people to avoid physical contact to anticipate and suppress the spread of the corona virus. This study aims to analyze the power relations of teachers at the Sunan Giri Kindergarten Dormitory in the practice of touching students' heads during the Covid-19 pandemic. This study uses qualitative research methods, with an anthropological and genealogical approach by Michel Foucault. The research results obtained were: 1) The Sunan Giri Kindergarten hostel at the beginning of the pandemic only provided 2 months of leave; 2) Touching the heads of the santri comes from the habit of the founder of the Hidayatul Mubtadiin Islamic Boarding School, K.H. Ali Shodiq Umman; 3) Discourse on manners is still given by always reminding students; 4) Religious school textbooks and information from the head of Dr. Iskak became the main factor in carrying out the handshake by touching the heads of the students during the Covid-19 pandemic; 5) Touching the head is still considered the truth regarding the politeness of students towards teachers at the Sunan Giri Kindergarten Dormitory even during the Covid-19 pandemic.

Keyword:  Discipline power; Covid-19; Islamic boarding school; Opposite sex; Touch head.

Abstrak

Pondok pesantren merupakan sebuah asrama ,yang dipimpin oleh Kiai, tempat para santri tinggal dan belajar mendalami agama Islam. Salah satu unit dari PPHM Ngunut, yaitu PPHM Asrama TK Al-Qur’an Sunan Giri mengenalkan ajaran Islam sejak dini. Santri juga diajarkan sopan santun seperti bersalaman dengan orang dewasa. Namun, jika hendak bersalaman dengan guru yang berlawanan jenis, salaman yang dilakukan dengan disentuh kepala santri oleh gurunya. Praktik salaman menyentuh kepala ini sudah ada sejak lama dan masih diterapkan hingga sekarang. Bahkan dimasa pandemic Covid-19 yang mengharuskan masyarakat untuk menghindari kontak fisik untuk mengantisipasi dan mengurangi penyebaran virus korona. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relasi kuasa guru PPHM Asrama TK Al-Qur’an Sunan Giri dalam praktik salaman menyentuh kepala santri di masa pandemic Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, dengan pendekatan antropologi dan geneologi Michel Foucault. Hasil dari penelitian yang didapat ialah: 1) Pada masa awal pandemi Covid-19, PPHM Asrama TK Al-Qur’an Sunan Giri hanya memberikan cuti selama 2 bulan ; 2) Salaman menyentuh kepala santri berasal dari kebiasaan pendiri PPHM Ngunut yaitu Alm. K.H. Ali Shodiq Umman; 3) Wacana akan sopan santun tetap diberikan dengan selalu mengingatkan para santri; 4) Buku pelajaran madrasah diniyah dan pernyataan Kepala RSUD Dr. Iskak menjadi faktor utama diterapkannya salaman dengan menyentuh kepala santri di masa pandemic Covid-19; 5) Menyentuh kepala tetap dianggap sebagai sebuah kebenaran akan sopan santun santri terhadap guru yang berlawan jenis di PPHM Asrama TK Al-Qur’an Sunan Giri bahkan di masa pandemic Covid-19.

Kata kunci: Relasi kuasa; Covid-19; Pondok pesantren; Lawan jenis; Salaman menyentuh kepala.

Published
2023-08-23
How to Cite
Rosadi, F., & Pribadi, F. (2023). Relasi Kuasa Guru PPHM Asrama TK Al-Qur’an Sunan Giri Ngunut dalam Praktik Salaman Menyentuh Kepala Santri di Masa Pandemi Covid-19. Paradigma, 12(3), 211-220. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/56903
Abstract Views: 21
PDF Downloads: 32