MANAJEMEN TRANSPORTASI TRAYEK BUS ANTAR KOTA ANTAR PROVINSI (AKAP) DI DINAS PERHUBUNGAN KOTA SURABAYA

  • ERWIN INDRA PRANATA

Abstract

ABSTRAK

Transportasi ialah kegiatan pemindahan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Untuk menciptakan suatu sistem transportasi, maka diperlukan suatu proses manajemen transportasi yang baik. Di kota seperti Surabaya, salah satu moda yang digunakan adalah Bus. Klasifikasi perjalanan bus di Surabaya terbagi menjadi dua yakni Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) serta Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP). Mengingat Surabaya adalah kota besar, maka diperlukan suatu upaya untuk mengatur trayek bus, salah satunya dengan melakukan pengalihan trayek. Dinas Perhubungan Kota Surabaya merupakan instansi yang sedang melakukan upaya pengalihan trayek bus AKAP di Surabaya.

            Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisis manajemen transportasi trayek bus AKAP yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan kota Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Adapun narasumber dari penelitian ini adalah Pegawai Dinas Perhubungan Bidang Angkutan, Petugas Dinas Perhubungan di Terminal, khususnya terminal Tambak Osowilangun yang menjadi tujuan dari pengalihan trayek bus AKAP tersebut, pengusaha otobus serta para penumpang. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara, observasi serta dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.

            Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Dinas Perhubungan Surabaya serta UPTD terkait telah melakukan upaya dalam manajemen transportasi trayek bus AKAP di Surabaya. Salah satu upaya yang dilakukan ialah dengan melakukan pengalihan trayek dari terminal Purabaya menuju terminal Tambak Osowilangun (TOW). Secara umum, upaya pengalihan trayek yang telah dilakukan berjalan dengan baik walaupun masih ada berbagai kelemahan yang ada. Berdasarkan hasil analisis indikator manajemen transportasi di dalam Salim (2003), faktor safety (keamanan), faktor regularity (aturan) serta faktor comfort (kenyamanan) telah terlaksana dengan baik. Namun masih terdapat kelemahan yang teridentifikasi, yakni pada faktor economy (efisien) dimana dalam pengalihan trayek tersebut, waktu serta jarak perjalanan menjadi tidak efektif. Diharapkan untuk kedepannya, Dinas Perhubungan Surabaya dapat melaksanakan pengalihan trayek bus sesuai indikator manajemen transportasi secara keseluruhan tanpa ada kelemahan.

 

Kata kunci : Manajemen Transportasi, Trayek

Published
2013-05-23
Section
Articles
Abstract Views: 192
PDF Downloads: 159