ANALISA PERHITUNGAN DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG DIBANDINGKAN DENGAN DAYA DUKUNG HYDRAULIC JACKING SYSTEM PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG B LPMP PROVINSI JATIM

Penulis

  • AKBAR SETYO ROMADHONI

Abstrak

Daya dukung tiang pancang didapatkan dari hasil penyelidikan tanah yang dilakukan sebelumnya, dalam menentukan daya dukung tiang pancang ada banyak sekali metode yang digunakan. Dengan banyaknya metode yang digunakan akan banyak variasi hasil yang berbeda-beda oleh karena itu metode yang tepat sangat berpengaruh dengan hasil perencanaan pondasi agar hasilnya maksimal.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui  daya dukung pondasi tiang pancang berdasarkan data sondir yang mendekati daya dukung “Hydraulic Jacking System”. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan di analisis secara statistik. Sedangkan sasaran penelitian pada penelitian ini adalah analisa dari metode yang digunakan dalam menghitung daya dukung pondasi tiang pancang yang nantinya dibandingkan dengan data bacaan pemancangan yang menggunakan alat Hidraulic Jacking System.

Metode dalam penelitian ini berdasarkan data sondir S2, tiap-tiap metode dicari daya dukung ujung tiang (Qp) dan daya dukung selimut tiang (Qs) untuk mencari Qultimate. Setelah perhitungan Qultimate diketahui pada masing-masing metode selanjutnya yaitu membandingkan dengan daya dukung Hydrulik Jacking System mana metode yang paling mendekati dangan kenyataan di lapangan. Cara membandingkan antara daya dukung pondasi tiang pancang dengan daya dukung Hidraulic Jacking System yaitu dengan mencari selisih penyimpangan terkecil dari kedalaman 1 meter sampai 21 meter. Rata-rata prosentase selisih penyimpangan urutan mulai dari terkecil sampai terbesar adalah Metode Schmartmann sebesar 29,79%, Metode Tumai Fakhroo sebesar 43,93%, Metode Andina sebesar 52,26%, Metode Van Der Ween sebesar 55,93%, Metode Philipponant sebesar 59,97%, Metode Mayerhof sebesar 68,86%. Dengan mempertimbangkan pada nilai kedalaman yang lain dengan kata lain tidak hanya berdasarkan pada penetrasi kedalaman paling ujung yaitu 21 meter, maka metode yang paling mendekati dengan kenyataan di lapangan dengan menggunakan alat Hydraulic Jacking System adalah Metode Schmartmann.

Kata kunci : Pondasi, Tiang Pancang dan Hidraulic Jacking System.

Abstract

Carrying capacity of the pile obtained from soil investigation carried out previously, in determining the carrying capacity of the pile there are many methods used. With so many methods used will be many variations of the different therefore appropriate methods were significantly associated with outcome foundation design for maximum results.

The purpose of this research was to determine the carrying capacity of pile foundation based on data sondir approaching carrying capacity "Hydraulic Jacking System". This research uses a quantitative method for the research data in the form of figures and statistical analysis. While the research objectives in this study is an analysis of the methods used in calculating the carrying capacity of pile foundation which will be compared with data reading erection that use tools Hydraulic Jacking System.

Methods in this study based on data sondir S2, each method sought carrying capacity of the pole (Qp) and the carrying capacity of Frictional (Qs) to find Qultimate. After calculation Qultimate known at each subsequent method that compares with the results of Hydrulik Jacking System which methods are most closely dangan reality on the ground. By comparing the carrying capacity of the pile foundation with carrying capacity Hydraulic Jacking System is to find the difference between the smallest deviation from a depth of 1 meter to 21 meters. The average percentage difference in the sequence deviation from smallest to largest is the method amounted to 29.79% Schmartmann, Tumai method Fakhroo by 43.93%, amounting to 52.26% Andina method, Method of Van Der Ween amounted to 55.93%, methods Philipponant amounting to 59.97%, amounting to 68.86% Mayerhof method. Taking into account the value of the depth of the others, in other words not only based on the penetration depth of the tip is 21 meters, then the method closest to the reality on the ground by using the tool Hydraulic Jacking System is a method Schmartmann.

Keywords: Piling, Piles and Hydraulic Jacking System.

Unduhan

Data unduhan belum tersedia.

Diterbitkan

2017-04-27
Abstract views: 561 , PDF Downloads: 202