PENGEMBANGAN DESAIN RAGAM HIAS PADA JARAN KEPANG DI SANGGAR KESENIAN JARANAN “WAHYU AGUNG BUDOYO” DESA GAMPENG KABUPATEN KEDIRI

  • SONI WICAKSONO

Abstract

Latar belakang penelitian yaitu Jaran kepang milik sanggar kesenian jaranan “Wahyu Agung Budoyo” perlu adanya pengembangan motif ragam hiasnya, dikarenakan pada jaran kepang di sanggar tersebut jika dilihat dari segi visual, ragam hias yang digunakan sangat sederhana dan kurang menarik, serta dengan semakin majunya zaman dan semakin banyaknya sanggar kesenian jaranan baru yang bermunculan, maka dari itu perlu adanya inovasi dan kreativitas melalui desain-desain ragam hias baru yang lebih menarik pada pengembangan ragam hias yang terdapat pada jaran kepang dengan tidak meninggalkan ciri khas Kediri. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan ragam hias jaran kepang pada sanggar kesenian jaranan “Wahyu Agung Budoyo sebelum mengalami pengembangan, proses pengembangan ragam hias pada jaran kepang dan jaran kepang setelah mengalami pengembangan ragam hias dengan sumber ide ragam hias yang terdapat pada relief candi Surowono dan candi Tegowangi. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan studi literatur, teknik pengamatan atau observasi, wawancara, dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah Data reduction (reduksi data), Data display (Penyajian data) dan Mengambil kesimpulan serta validasi data. Pada proses pengembangan ragam hias sumber ide yang digunakan yaitu ragam hias yang terdapat pada relief candi Surowono dan Candi Tegowangi. Kedua candi ini dipilih sebagai sumber ide karena merupakan candi yang ada di kabupaten Kediri yang sarat akan sejarah dan filosofi berdirinya kerajaan Kediri. Visualisasi karya dilakukan dengan empat tahap, tahap yang pertama yaitu pembuatan anyaman jaran kepang, tahap berikutnya yaitu desain awal, setelah dua tahap tersebut desain awal akan divalidasi oleh validator yang bergelut di bidang kesenian jaranan dan pembuatan jaran kepang. Data validasi yang dihasilkan akan dijadikan acuan untuk dilakukan revisi desain untuk menghasilkan desain final yang selanjutnya yaitu pengaplikasian desain final ke anyaman jaran kepang dan yang terakhir validasi produk.Pengembangan ragam hias ini menghasilkan 4 jaran kepang, 2 jaran kepang berwarna hitam dan 2 jaran kepang berwarna putih.

Kata Kunci: pengembangan, ragam hias, jaran kepang

The background of this study is that the Jaran Kepang belongs to “Wahyu Agung Budoyo” jaranan art studio located in Kediri is simple in motif and visually not attractive. Whereas, nowadays, there are many jaranan art studios in Indonesia offer more modern motif. It is necessary to develop innovative both creative design in motif so that they can compete with others, without leaving the cultural heritage of Kediri.The aim of this study is to describe jaran kepang motif in “Wahyu Agung Budoyo” jaranan art studio before, at moment, and after having developmental design in motif. The motif that has been used influenced by relief of Surowono and Tegowangi Temple‟s wall. Data collection technique used in this study is study of literature, observation, interview, and documentation. Data reduction, data display, determining conclusion, and validation had been used as data analysis.Relief exsisted in the wall of Surowono and Tegowangi Temple affected in the making Pengembangan Ragam Hias pada Jaran Kepang 151 progress of this motif. The reason of choosing these two temples were because they had historical and philosophical side related to the establishment of Kediri Kingdom. Four step art visualizations used in this study. They were doing the jaran kepang plaiting, making the core that has been validated by someone who is expert in jaran kepang art design to determine the final design, and the last, applying final design to the plait and then product validated.This motif development produced 4 jaran kepang. They were two jaran kepang in black and the rest were in white. Key Words: development, motif, jaran kepang

Published
2015-07-09
Abstract Views: 31
PDF Downloads: 10