PERKEMBANGAN MUSIK KERONCONG DI SURAKARTA TAHUN 1960-1990

  • DANI RATNA SARI

Abstract

Kota Surakarta menjadi barometer perkembangan musik keroncong sejak tahun 1960. Berbagai jenis musik keroncong berkembang di Surakarta seperti keroncong asli, stambul, dan keroncong langgam. Di Surakarta terdapat perusahaan rekaman bernama Lokananta dan banyak musisi serta penyanyi keroncong yang berasal dari Surakarta.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah adalah (1) Apa latar belakang Surakarta menjadi pusat barometer musik keroncong tahun 1960-1990? (2) Bagaimana perkembangan musik keroncong di Surakarta pada tahun 1960-1990? (3) Apakah penyebab kemunduran musik keroncong di Surakarta pada akhir 1990 dan bagaimana pelestariannya? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian sejarah meliputi (1) Heuristik, pengumpulan sumber-sumber artikel majalah, koran, buku penunjang, jurnal dan wawancara yang berkaitan dengan musik keroncong di Surakarta; (2) Kritik terhadap sumber-sumber yang terkumpul berupa sumber primer dan sekunder; (3) Interpretasi data tentang perkembangan musik keroncong di Surakarta dengan hasil penelusuran sumber yang diperoleh; (4) Penulisan sejarah atau historiografi sesuai dengan tema yang dipilih yaitu perkembangan musik keroncong di Surakarta tahun 1960-1990.

Hasil penelitian dapat diperoleh tentang Musik keroncong di Surakarta berkembang sejak tahun 1960 dan mulai mengalami kemunduran sejak tahun 1990. Latar belakang Surakarta sebagai barometer musik keroncong di Indonesia adalah (1) Propaganda Jepang dengan larangan musik keroncong di kampung Tugu (2) Lahir grup musik dan musisi keroncong di Surakarta; (3) Muncul jenis keroncong Langgam; dan (4) Adanya perusahaan rekaman Lokananta di Surakarta.

Perkembangan musik keroncong di  Surakarta di lihat dari data album rekaman musik keroncong di Lokananta dapat diperiodisasikan menjadi tiga tahun 1957-1970 terdapat 142 lagu keroncong, tahun 1971-1980 terdapat 136 lagu, tahun 1981-1990 terdapat 26 lagu keroncong. Faktor eksternal kemunduran musik keroncong di Surakarta antara lain: (1) Masuknya jenis musik lain seperti pop, dangdut, rock, dan jazz; (2) Perusahaan rekaman Lokananta tidak banyak merekam keroncong. Faktor internal kemunduran musik keroncong di Surakarta antara lain: (1) Banyak grup musik keroncong bubar tahun 1990-an karena sistem “juragan”; (2) Anggota grup musik keroncong sering berganti-ganti; (3) Menurunnya kreatifitas musisi menciptakan lagu baru, sebagian besar hanya me-recycle lagu-lagu lama.

Upaya pelestarian musik keroncong dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat Surakarta meliputi: (1) Mengadakan pertunjukan musik keroncong secara berkala; (2) Memberikan bantuan dana untuk pengembangan musik keroncong; dan (3) Upaya generasi muda membentuk grup orkes keroncong baru yang dalam permainan musik keronconya tidak terikat pakem.

Kata Kunci: Musik Keroncong, Surakarta   

Published
2015-05-28
Abstract Views: 258
PDF Downloads: 547