PERKEMBANGAN MAKNA CANDI BENTAR DI JAWA TIMUR ABAD 14-16

  • UMI MUYASYAROH

Abstract

Candi bentar merupakan bangunan candi Jawa Timur berbentuk gapura yang terbelah secara sempurna tanpa penghubung pada bagaian atas. Candi bentar telah ditemukan pada masa Hindu-Budha yaitu pada masa Majapahit yang kemudian berkelanjutan pada masa Islam.  Candi bentar yang masih teridentifikasi dengan jelas di Jawa Timur dari masa Hindu-Budha yaitu Candi Wringin Lawang peninggalan masa Majapahit kemudian dari masa Islam gapura makam Sunan Giri, gapura makam Sendang Duwur dan gapura makam Sunan Kudus. Candi bentar pada makam Wali di Jawa Timur merupakan akulturasi dari masa Hindu-Budha yang dibuktikan pada bentuk dan ragam hias naga merga (Kijang) terlihat sampai saat ini.

Berdasarkan maknanya, candi bentar mempunyai makna antara lain konsep penciptaan manusia dan sebagai pintu keluar dan pintu masuk menuju tempat yang dianggap suci atau sakral. Candi bentar dalam konsep penciptaan manusia tergambar pada gapura makam Sunan Giri. Untuk memasuki makam Sunan Giri harus melewati tujuh tangga tingkatan. Secara filosofi tujuh tingkatan tersebut melambangkan tujuh alam yang harus dilalui manusia untuk lahir kedunia, yaitu : ahadiya, wahidiya, ayan kharija, alam arwah, alam mitsal, alam ajsam, dan alam insan. Makna tujuh tingkatan juga terdapat dalam Hinduisme yaitu Hindu Siwa Shidanta dan Budha Mahayana. Dalam Hindu Siwa Shidanta terdiri dari Niskala, Sakala-Niskala, dan Sakala sedangkan dalam Budha Mahayana yaitu Dharmakaya, Sambhogakaya, dan Nirmanakaya.

Selain dari ketiga aliran diatas masih ada aliran dalam Hinduisme maupn Budhisme yang mengembangkan jalur atau cara yang disebut Tantra atau Tantrisme. Secara sederhana, konsep yang melandasi Tantrisme adalah bahwa makrokosmos dan mikrokosmos adalah satu kesatuan dan mewujud satu sama lain.

Kata Kunci: candi bentar, manusia, gapura, dan lambang penciptaan

Published
2015-06-01
Abstract Views: 214
PDF Downloads: 512