Abstract
Suatu karya sastra memiliki banyak menafsiran tergantung pemahaman sudut pandang pembaca. Suatu karya sastra cerpen yang berjudul Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin yang dimuat di majalah Sastra no. 8 edisi Agustus 1968 mendapat pencekalan. Cerpen Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin dianggap menghina dan melecehkan agama Islam. Dalam sejarah sastra Indonesia, bahkan dalam pengadilan di Indonesia. kasus “Langit Makin Mendung” adalah kejadian pertama sebuah karya sastra yang diperkarakan di depan pengadilan. Selaku pemimpin redaksi yang bertanggungjawab, HB. Jassin tampil sebagai terdakwa. Sebagai HB. Jassin sebagai pembela sastra bersikukuh mempertahankan prinsipnya yaitu kebebasan mencipta dan berimajinasi untuk perkembangan kesusastraan. Hal ini yang mendasari penulis mengambil judul penelitian “Upaya HB. Jassin dalam menyelesaikan polemik Heboh Sastra cerpen Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin di majalah Sastra tahun 1968-1970”.
Adapun permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana isi pokok cerpen Langit Makin Mendung karya Kipanjikusmin sehingga menimbulkan polemik ? (2) Bagaimana reaksi para sastrawan terhadap cerpen Langit Makin Mendung ? (3) Bagaimana upaya HB. Jassin dalam mengatasi polemik heboh sastra cerpen Langit Makin Mendung ? Dalam penulisan penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-langkah sebagai berikut : pertama, heuristik (pengumpulan data/sumber) mengumpulkan buku-buku, artikel, majalah, koran mengenai Heboh Sastra. Kedua, kritik sumber terhadap sumber yang diperoleh seperti artikel, majalah, koran dan buku-buku yang berhubungan dengan Heboh Sastra dan cerpen Langit Makin Mendung. Ketiga, interpretasi dengan menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dan keempat, historigrafi atau penulisan sesuai dengan tema yang telah dipilih.
Hasil penelitian ini membahas (1) isi pokok cerpen Langit Makin Mendung tersebut adalah suatu cerpen kritikan pada jaman Gestapu. Mengkritik keadaan masyarakat yang mayoritas beragama Islam namun terpengaruh oleh paham Nasakom. Sehingga masyarakat yang pemimpinnya berpaham Nasakom ikut dan patuh atas semua perintah; (2) reaksi dan tanggapan para sastrawan/seniman/budayawan dalam kasus cerpen Langit Makin Mendung ada yang pro dan kontra. Polemik timbul karena pelarangan dan penyitaan majalah Sastra yang memuat cerpen tersebut dan polemik tersebut harus diselesaikan dipengadilan. Sebagai pemimpin redaksi majalah Sastra dan penanggungjawab, HB. Jassin menjadi seorang terdakwa karena merahasiakan nama asli pengarang; (3) Upaya HB. Jassin sebagai pembela sastra mendorongnya untuk kukuh mempertahankan bahwa cerpen Langit Makin Mendung adalah suatu karya sastra cerpen yang murni kritikan bukan sengaja melecehkan agama.
Kata Kunci : Cerpen Langit Makin Mendung, Heboh Sastra, HB. Jassin
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section

