BULOG BOJONEGORO TAHUN 1984-1999

  • LILIS SETIYONINGSIH

Abstract

Orde Baru membawa Indonesia pada masa swasembada beras. Puncak kesuksesan swasembada beras terjadi pada tahun 1984. Bojonegoro adalah salah satu daerah pertanian yang sukses dibuktikan dengan peningkatan hasil panen khususnya padi yang cukup tinggi dari tahun 1983-1984. Bojonegoro mempunyai daerah pertanian yang sangat luas dan sebagaian besar penduduk Indonesia merupakan petani. Pertanian yang sukses harus diiringi pula dengan peningkatan taraf hidup petani sehingga akan menyempurnakan kesusksesan pembangunan yang bertumpu pada sektor pertanian di Indonesia. Untuk meningkatkan taraf hidup petani tersebut diupayakan pemerintah dengan BULOG yang ditugaskan untuk membeli beras petani langsung dengan harga standart yang ditetapkan pemerintah.

Rumusan Masalah pada skripsi ini adalah 1) Bagaimana peranan Bulog Bojonegoro dalam pengadaan beras di Kabupaten Bojonegoro tahun 1984-1999?, 2) Bagaimana respon masyarakat Bojonegoro terhadap pengadaan beras BULOG Bojonegoro pada tahun 1984-1999?. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaiamana pengadaan beras BULOG di Bojonegoro, karena pengadaan beras BULOG adalah salahsatu upaya meningkatkan taraf hidup petani.dan bagaiamana respon masyarakat terhadap pengadaan beras BULOG. Penelitian ini menggunakan metode penelitian Sejarah yaitu Heuristik, Kritik, Intepretasi dan historiografi. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam penelitian ini maka peneliti melakukan penelusuran sumber berupa data pengadaan beras BULOG di Bojonegoro tahun 1984-1999, buku-buku yang mendukung dalam penulisan sejarah tentang BULOG, artikel, jurnal dan skripsi yang relevan serta wawancara dengan pelaku sejarah yaitu pegawai BULOG Bojonegoro, petani, pengijon, UD di Bojonegoro.

Hasil pengkajian dari penelitian ini adalah gambaran tentang pengadaan beras BULOG di Bojonegoro tahun 1984-1999 yang ternyata sebagaian besar diperoleh dari UD atau pihak swasta daripada dari KUD yang merupakan badan pemerintah yang berorientasi di desa-desa. Skripsi ini juga menggambarkan bagaimana petani dalam pendistribusian berasnya, yaitu lebih memilih pengijon sebagai tempat menjual beras daripada kepada BULOG ataupun KUD. Beras BULOG banyak diperoleh dari UD atau pihak swasta tersebut disebabkan karena petani lebih memilih pengijon sebagai mitra kerjanya karena petani menganggap hanya pengijonlah yang dapat menyediakan dana segar dengan mudah dan cepat, selain itu pengijon selalu bertindak aktif dalam pebelian beras kepada petani. Respon petani terhadap pengadaan beras BULOG menggambarkan bahwa petani terutama petani dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah tidak mengerti dengan tugas BULOG sebagai badan pembeli beras petani langsung. Petani hanya memahami bahwa BULOG adalah penyalur OPK atau sembako. Kurangnya informasi kepada para petani tentang BULOG tersebut juga merupakan salah satu penyebab terbesar pengadaan beras BULOG langsung dari petani kurang menuai kesuksesan.

Kata Kunci           : BULOG, Pengadaan beras, Petani..

Published
2015-06-03
Abstract Views: 36
PDF Downloads: 96