STUDI KOMPARATIF TINGKAT BERPIKIR KRITIS SISWA YANG TINGGAL DAN TIDAK TINGGAL DI PESANTREN PADA PEMBELAJARAN SEJARAH KELAS XI  MAN MOJOSARI MOJOKERTO

  • YULLIANAH ENNEKE

Abstract

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan   penulis dengan cakupan populasi yang diambil adalah Kelas XI Madrasah Aliyah Negeri (MAN) MOJOSARI.Siswa yang tinggal di Pesantren mendapat peringkat rata-rata atas dalam kelas.

Berdasarkan latar belakang, tujuan penelitian adalah mencari adakah perbedaan tingkat berpikir kritis siswa yang tinggal dengan tidak tinggal di Pesantren dan bagaimana tingkatan berpikir kritis siswa kelas XI MAN MOJOSARI dalam Pembelajaran Sejarah.

Jenis penelitian adalah kuantitatif dengan studi pendekatan Komparatif. Penelitian dilaksanakan di kelas XI Peminatan IPA dan IPS MAN Mojosari pada semester genap tahun ajaran 2014/2015. Dengan populasi siswa kelas XI Peminatan IPA dan IPS MAN Mojosari (jumlah  siswa 214 siswa). Sampel Siswa kelas XI Peminatan IPA dan IPS MAN Mojosari yang tinggal di Pesantren yaitu 12 siswa, dan Siswa kelas XI Peminatan IPA dan IPS MAN Mojosari yang tidak tinggal di Pesantren (rumah) yaitu 12 siswa. Variabel bebas (independent variable) meliputi pengaruh lingkungan tempat tinggal yaitu lingkungan pesantren dan lingkungan rumah. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah perbandingan tingkat berpikir kritis siswa lingkungan Pesantren dan siswa lingkungan Rumah.  Instrumen penelitian berupa angket dan tes soal dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi, angket, tes, dan wawancara. Untuk menguji Hipotesis komparatif dua sampel yang tidak berpasangan data berbentuk nominal digunakan teknik statistik Fisher Exact Probability.

Dari data hasil uji Angket dan Tes diketahui bahwa nilai Uji Angket Kemampuan berpikir kritis probabilitas 0,721.> 0,05 maka Ho diterima. Dan untuk Uji Tes Kemampuan berpikir kritis dengan probabilitas 0,709 > 0,05 maka Ho diterima. Berdasarkan hasil uji Angket dan Tes tidak terdapat perbedaan tingkat berpikir kritis siswa yang tinggal dan tidak tinggal di pesantren pada pembelajaran Sejarah Kelas XI MAN Mojosari.Kedua kelompok siswa menempati tingkatan berpikir kritis tinggi.Dari hasil wawancara diketahui bahwa tidak ada perbedaan tingkat berpikir kritis karena kedua kelompok siswa sama-sama berada pada lingkungan sosial pesantren. Lingkungan siswa yang tidak mondok dikelilingi oleh pondok- pondok pesantren

Kata Kunci           : Lingkungan belajar, Pesantren, berpikir kritis 

Published
2015-08-18
Abstract Views: 34
PDF Downloads: 35