SEJARAH TRADISI RITUAL GILING MANTEN DI PABRIK GULA NGADIREJO, DESA NGADIREJO, KECAMATAN KRAS, KABUPATEN KEDIRI

  • RHIZAL ACHMAD FAUZI

Abstract

Ide penggagas dari tradisi Giling Manten ini adalah Mbah Wongso seorang sesepuh desa yang berperan sebagai pihak yang berkomunikasi dengan penunggu di wilayah yang akan didirikan pabrik gula. Dari hasil komunikasi tersebut, akhimya disepakati bersama bahwa sebelum memasuki musim buka giling diadakan sebuah ritual untuk disuguhkan ke penunggu kawasan pabrik gula Ngadirejo, yakni dengan menyediakan sepasang boneka pengantin dan kepala kerbau untuk ditanam. Sejak saat itu mulailah tradisi giling manten yang diadakan setiap tahun di Pabrik Gula Ngadirejo
Adapun permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana sejarah Pabrik Gula Ngadirejo? (2) Bagaimana sejarah dan makna dalam tradisi giling manten di Pabrik Gula Ngadirejo, Kediri? Dalam penulisan penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan langkah-langkah sebagai berikut : pertama, heuristik (pengumpulan data/sumber) mengumpulkan buku-buku, artikel, majalah, koran yang mengenai tradisi giling manten, kedua, kritik sumber terhadap sumber yang diperoleh seperti artikel, majalah, koran dan buku-buku yang berhubungan dengan Tradisi Giling Manten dan Perkembannya, ketiga, interpretasi menghubungkan fakta-fakta yang diperoleh dan keempat, historigrafi atau penulisan sesuai dengan tema yang telah dipilih.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Pada mulanya PPN Ngadirejo ini terdiri dari PG Ngadirejo ditambah dengan Perusahaan Serat (Vezeloderneming) Jengkol, didirikan pada tahun 1928 oleh Naaloze Vennootsche (N.V.). PG Ngadirejo dinasionalisasi setelah Indonesia merdeka (2) Adapun pelaksanaan tradisi Giling Manten di pabrik gula Ngadirejo meliputi: (A) Selametan atau syukuran; (B) Pemilihan tebu (C) Penyembelihan kerbau (D) Pembuatan boneka manten dan menyiapkan sesajen yang terdiri dari: (a) Tebu welasan; (b) Ambengan; (c) Buceng robyong; (d) Cok bakal; (e) Kembang boreh; (f) Jamu parem; (g) Sesajen (pisang dan kelapa); (3) Membuat sepasang kembar mayang; Sedangkan kronologis pelaksanaan tradisi Giling Manten meliputi : (A) Prosesi siraman tebu welasan; (B) Prosesi arak-arakan; (C) Prosesi serah-serahan; (D) Prosesi penggilingan manten tebu dan sesaji-sesajinya.


Kata Kunci : Tradisi Giling Manten, Makna, Sejarah Kebudayaan

Published
2016-05-11
Abstract Views: 422
PDF Downloads: 677