KAJIAN ARSITEKTUR DAN FUNGSI CANDI KENDALISADA DI SITUS GUNUNG PENANGGUNGAN

  • ALVIN NURWAHYU SHOKHEH MUHAMMAD

Abstract

Indonesia memiliki berbagai macam peninggalan kebudayaan yang memebentang dari ujung barat hingga ujung timur. Letak Indonesia yang berada di jalur pegunungan sirkum pasifik dan sirkum mediterania mengakibatkan banyak terdapat gunung api. Sejak masa pra aksara kebudayaan megalitik telah menunjukkan akan penghormatan terhadap nenek moyang yang diwujudkan dengan menguburkannya atau melakukan pemujaan di tempat tinggi. Begitu juga pada masa Hindu- Budha yang menempatkan gunung sebagai tempat suci bersemayamnya para dewa.
Gunung Penanggungan yang dikenal dengan Pawitra telah menarik perhatian para peneliti dengan sebaran temuan yang begitu banyak. Bangunan punden berundak pada Gunung Penanggungan memiliki struktur yang hampir sama namun mempunyai ragam hias serta fungsi yang berbeda. Candi Kendalisada merupakan sebuah objek yang menarik untuk dibahas. Penelitian ini memfokuskan pada dua permasalahan yaitu,1) Bagaimana ciri khas arsitektur candi Kendalisada; 2) Apakah fungsi dari Candi Kendalisada; 3). Ragam Hias Candi Kendalisada. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 1) Heuristik melalui studi kepustakaan,dan observasi; 2) Kritik sejarah, 3) Intepretasi; dan 4) Historiografi.
Berdasarkan pengamatan perkembangan keagamaan masa akhir Majapahit terjadi kemunduran pengaruh agama Hindu. Memunculkan kembali kepercayaan lama yakni pemujaan terhadap nenek moyang. Mandala- mandala di gunung yang tumbuh memberikan suatu pengaruh yang besar terhadap corak keagamaan masa itu. Bangunan punden berundak di Penanggungan merupakan sebuah perwujudan dari konsep pemujaan nenek moyang serta menjadi tempat pertapa. Candi Kendalisada bagaikan sebuah titik pusat mandala yang menjadi akhir dari sebuah perjalanan suci.
Kata Kunci: Candi Kendalisada, arsitektur

Published
2016-07-27
Abstract Views: 207
PDF Downloads: 340