GERAKAN TENTARA KANJENG NABI MUHAMMAD (TKNM) TAHUN 1918

  • AHSANUL ALFAN

Abstract

Perkembangan Islam menjadi ancaman bagi kolonisasi bangsa barat di Indonesia. Berbagai upaya dilakukan untuk melemahkan umat Islam, mulai dari perang sampai penyebaran karya sastra yang mendiskreditkan Islam. Pada tahun 1918 muncul artikel dalam surat kabar Djawi Hiswara tanggal 9 dan 11 Januari 1918 yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad seorang peminum dan pemadat. Artikel tersebut mendapat reaksi yang keras dari umat Islam khususnya di Surabaya yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Tjokroaminoto kemudian membentuk gerakan Tentara Kanjeng Nabi Muhammad (TKNM) pada 6 Februari 1918. TKNM didirikan untuk membela dan mempertahankan kehormatan Islam, Nabi Muhammad dan umat Islam. TKNM menuntut Gubernur Jenderal Hindia Belanda dan Kasunanan Surakarta supaya menghukum Martodarsono dan Djojodikoro. Namun, muncul kekecewaan dari umat Islam terhadap gerakan TKNM ketika Tjokroaminoto tiba-tiba mengendorkan perlawanannya terhadap Martodarsono dan Djojodikoro. Setelah terjadi konflik di TKNM, Misbach kemudian mengambil alih peran TKNM yang sudah tidak melakukan gerakan sosial dengan membentuk organisasi Siddiq Amanah Tabligh Vatonah (SATV).


Kata kunci: Islam, TKNM, Djawi Hiswara

Published
2016-08-21
Abstract Views: 568
PDF Downloads: 130