PERKEMBANGAN TRANSPORTASI KERETA API DI KABUPATEN LAMONGANTAHUN 1899 – 1932

  • DEDI NUR CAHYO

Abstract

Kebutuhan akan transportasi yang dapat mengangkut barang dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat menjadi kebutuhan pada periode 1870 – 1830. Hal ini karena trasportasi tradisioanal sudah tidak memungkinkan lagi untuk mengakut hasil ekploitasi ditanah jajahan Hindia Belanda. Akibat diterapkanya kebijakan tanam paksa dan dikeluarkanya undang – undang Agrarische wet (undang –undang agraria) tahun 1870 berdampak pada peningkatan hasil produksi ekploitasi diberbagai daerah tanah jajahan. Kabupaten Lamongan merupakan wilayah adminitratif dari keresidenan Surabaya yang memiliki kekayaan sumber ekplotasi ekspor diantaranya beras, gula, tembakau, djagung. Dari letak geografi Kabupetan Lamongan merupakan daerah perlintasan jalur kereta api yang menghubungkan lintas rel kereta api bagian Utara dan rel kereta api bagian Selatan pulau Jawa timur.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Mengapa sarana trasportasi kereta api dikembangkan di Kabupaten Lamongan, (2) Bagaimana perkembangan sarana transportasi kereta api di Kabupaten Lamongan tahun 1889- 1932 (3) Bagaimana pengaruh sarana transportasi kereta api terhadap perkembangan perekonomian masyarakat Kabupaten Lamongan 1889-1932. Permasalahan-permasalahan tersebut diberikan penjelasan dengan melakukan analisis terhadap data-data dan sumber-sumber yang didapatkan melalui tahapan metode penelitian sejarah. Tahapan metode penelitian sejarah yang dilakukan meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Untuk memperoleh hasil maksimal dalam penelitian ini maka peneliti melakukan penelusuran sumber berupa staatsblad, laporan stasitik berkala, hasil sumber daya alam dan laporan kereta api. Selain itu juga dibantu dengan buku-buku yang berkaitan dengan perkeretaapian.
Hasil penelitian menunjukan bahwa perkembangan kereta api jalur Babat – Djombang dan Surabaya – Gundih yang melintasi Kabupaten Lamongan tahun 1899 memberikan pengaruh terhadap perekonomian Kabupaten Lamongan. Pengaruh tersebut diantaranya mempermudah lalu lintas pengakutan dari wilayah pedalaman menuju ke pelabuhan besar semakin lancar sehingga berdampak terhadap jumlah eksport. Selain itu dengan adanya jalur kereta api tersebt memberi lapangan pekerjaan baru bagi penduduk yaitu sebagai tenaga kuli diperusahaan kereta api, sebagai pedagang dan memberi kemudahan kepada penduduk dalam melakukan perjalanan ke kota – kota besar diwilayah Jawa. Beroperasinya kereta api di Kabupaten Lamongan berdampak kurang baik terhadap jasa angkutan tradisional. Dampak tersebut berpengaruh terhadap angkutan barang dan penumpang yang mulai berpindah menggunakan jasa kereta api, akibat dari hal tersebut pendapatan yang diperoleh jasa angkutan tradisional menurun.
Kata Kunci: Perkembangan , Transportasi Kereta Api, Kabupaten Lamongan

Published
2016-12-20
Abstract Views: 113
PDF Downloads: 547