PANDANGAN PRAMOEDYA ANANTA TOER TERHADAP PEREMPUAN JAWA ABAD 19: ANALISIS NOVEL GADIS PANTAI

  • DUFI INTAN NUR KHALIFAH

Abstract

Kondisi kaum perempuan pribumi Jawa pada abad 19 sangat termarginalisasikan dalam masyarakat akibat polabudaya patriaki, perempuan dijadikan sebagai manusia kelas dua setelah laki-laki. Posisi tersebut tidak hanya dalamlingkup keluarga, namun juga pada relasi pernikahan. Pada penelitian ini dibahas karya sastra Indonesia yang memuatkehidupan perempuan Jawa pada abad sembilan belas hingga awal abad dua puluh. Perempuan yang dimaksud adalahkondisi perempuan sehingga menempati posisinya sebagai makhluk individu dan sosial yang hidup dalam lingkupkeluarga dan masyarakat. Pedoman utama untuk penyusunan penulisan sejarah ialah mengacu pada metodologiheuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.Penelitian ini menggunakan kritik intern terhadap sumber yang diperoleh.Penelitian ini menggunakan pendekatan wacana Van Dick serta teori Interseksionalitas dari Collins. Adapun tujuanyang akan dibahas dalam penelitian ini menganalisis pandangan Pramoedya Ananta Toer terhadap kedudukanPerempuan Jawa yang digambarkan dalam novel Gadis Pantai, Menganalisis pandangan Pramoedya Ananta Toerterhadap relasi perkawinan Priyayi Jawa pada novel Gadis Pantai. Historiografi atau penulisan sejarah secara sistematissesuai dengan tema. Hasil penelitian secara ideologi kultural yang diinginkan Pram adalah keadilan bagi kaumperempuan untuk memperoleh hak yang sama dengan laki-laki. Kesetaraan golongan sosial diinginkan Pram dalambudaya Jawa. Masyarakat golongan bawah tidak tertindas. Budaya Patriarki memposisikan seorang perempuanterbelenggu ruang geraknya dan harus patuh terhadap suaminya. Relasi laki-laki dan perempuan pada perkawinanPriyayi Jawa menurut Pramoedya Ananta Toer sangat merugikan perempuan.

Kata Kunci : Kedudukan, Perempuan Jawa, Relasi Perkawinan

Published
2017-01-16
Abstract Views: 969
PDF Downloads: 418