PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN GADINGMANGU DESA GADINGMANGU KECAMATAN PERAK KABUPATEN JOMBANG TAHUN 1963-2006

  • SUMETI ULAN TARI

Abstract

Pondok pesantren Gadingmangu merupakan Pondok Pesantren yang terletak di Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang dan salah satu pondok  yang besar di Kota Jombang. Sebelum berdirinya Pondok Pesantren Gadingmangu, Desa Gadingmangu merupakan desa kecil yang berada di pinggiran Kota Jombang yang sangat sepi, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Di tahun 1952 seorang tokoh Desa Gadingmangu yang kebetulan sebagai Kepala Desa Gadingmangu yaitu Bapak H. Bey Prawironoto, bertemu dengan seorang ulama besar yaitu Haji Nurhasan, maka kemudian dua tokoh tersebut mendirikan Pondok Pesantren Gadingmangu.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Apa yang melatar belakangi berdirinya Pondok Pesantren Gadingmangu Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang? (2) Bagaimana model pembelajaran Pondok Pesantren Gadingmangu Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang mulai tahun 1963-2006? (3) Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Gadingmangu Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang di bawah kepemimpinan  K.H. Abdul Syukur pada tahun 1963-2006? . Metode yang digunakan oleh penulis adalah metode penelitian sejarah untuk mengungkap permasalahan yang diteliti yang meliputi metode heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, Desa Gadingmangu sebelum berdirinya Pondok Pesantren Gadingmangu adalah berupa hutan jati yang sangat luas serta banyak dihuni binatang buas. Dengan usaha keras penduduk Desa Gadingmangu yang pada saat itu masih sedikit dan dijadikannya hutan yang penuh dengan kayu jati itu menjadi lahan sawah dan sebagian dijadikan rumah untuk berteduh. Desa Gadingmangu merupakan desa kecil yang berada di pinggiran Kota Jombang yang sangat sepi, jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Di tahun 1952 seorang tokoh Desa Gadingmangu yang kebetulan sebagai Kepala Desa Gadingmangu yaitu Bapak H. Bey Prawironoto, bertemu dengan seorang ulama besar yaitu Haji Nurhasan, maka kemudian dua tokoh tersebut mendirikan Pondok Pesantren Gadingmangu. Berkat peran dan dukungan H. Bey Prawironoto yang sekaligus sebagai penyandang dana terbesar untuk operasional pondok pesantren saat itu, maka pondok ini bisa berjalan dan berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Pondok Pesantren Gadingmangu semula bernama Pondok Pesantren GUPPI (Gabungan Pembaharuan dan Pendidkan Islam) Gadingmangu Perak Jombang namun akhir-akhir ini pada tahun 1993 telah dihapus nama GUPPI. Dan di Desa Gadingmangu hanya ada satu Pondok sehingga lebih baik menggunakan nama desa saja agar mudah orang mengingat nama Pondok sekaligus Desa Gadingmangu.

Model pembelajaran yang diterapkan Pondok Pesantren Gadingmangu  Desa Gadingmangu Kecamatan Perak Kabupaten Jombang tahun 1963-2006 adalah model pembelajaran tradisional, model pembelajaran formal dan nonformal, model kurikulum pesantren.

KH. Abdul Syukur dalam mengembangkan Pondok Pesantren Gadingmangu mempunyai tujuan untuk mencetak generasi muda dan kader-kader Islam yang mempunyai akhakul karimah serta berpengetahuan luas.  Pengembangan dan usaha KH. Abdul Syukur dalam membimbing dan mengarahkan santri-santri dalam belajar dilakukan dengan usaha sendiri serta dibantu anak-anaknya, dan keluarga besar Gadingmangu.  KH. Abdul Syukur adalah seorang yang kharismatik, berwibawa dalam mengasuh Pondok Pesantren Gadingmangu.

 

Kata Kunci :Pondok Pesantren Gadingmangu, KH. Abdul Syukur

Published
2017-01-31
Abstract Views: 115
PDF Downloads: 110