ARTI SIMBOLIS ARCA BUDDHA MAHA-AKSOBHYA (PRASASTI 1289) SEBAGAI MEDIA PENCEGAHAN PERPECAHAN KERAJAAN SINGHASARI

  • Wella Princa Rahmawati

Abstract

Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu sarana dalam memuja Tuhan atau dewa-dewi. Arca berbeda dengan patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai sebuah keindahan. Sebagai simbol Tuhan arca dipuja selayaknya Tuhan.

Kertanegara adalah raja Singhasari yang terakhir. Dalam masa pemerintahannya banyak kejadian penting terjadi. Kertanegara adalah raja yang taat beragama oleh karena itu Kertanegara menjalankan ritual Buddhis dan sebagai puncaknya Kertanegara ditahbiskan sebagai Buddha Maha-Aksobhya di pekuburan Wurare.

Adapun tujuan penelitian ini adalah (1) menganalisis Kertanegara mengeluarkan prasasti 1289 yang berisi pembagian kerajaan Airlangga; (2) menganalisis Kertanegara ditahbiskan menjadi Buddha Maha-Akshobhya dan patungnya berprasasti 1289; (3) menganalisis Kertanegara merasa terancam dan khawatir terjadi perpecahan di tanah Jawa. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan sejarah (historical approach), yang meliputi empat tahapan proses yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kertanegara mengeluarkan prasasti 1289 yang berisi tentang pembagian kerajaan Airlangga sebagai keterangan bahwa Kertanegara ditahbiskan menjadi Buddha Maha-Aksobhya di pekuburan Wurare untuk menghilangkan hal buruk yaitu kutukan  Mpu Bharada yang terjadi saat pembelahan kerajaan.

Adapun peristiwa kesejarahan  yang terdapat pada prasasti 1289 meliputi pembelahan kerajaan Airlangga dan pentahbisan Kertanegara sebagai Buddha Maha-Aksobhya. Adapun maksud dari prasasti ini sebagai suatu pandangan keagamaan Kertanegara yang memberikan dampak pada pemerintahannya.

 

Kata Kunci : Prasasti Wurare, Kertanegara, Buddha Aksobhya

Published
2017-07-17
Abstract Views: 163
PDF Downloads: 932