NASAKOM SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA TAHUN 1959-1965

  • LINGGA WINATA

Abstract

Dinamika mengenai sebuah ideologi sering terjadi di Indonesia. Ideologi-ideologi itu muncul sejak zaman pergerakan dan bahkan terus berkembang pasca Indonesia merdeka. Penelitian mengenai dinamika yang terjadi antar ideologi sangat menarik karena akan menunjukkan betapa sengitnya rivalitas yang terjadi. Rivalitas yang biasanya sering terjadi yaitu antara aliran Nasionalis, Islamis dan Marxis seperti yang telah dijelaskan oleh Soekarno dalam artikelnya yang berjudul Nasionalis, Islamis, dan Marxis. Namun akhirnya Pancasila muncul sebagai ideologi terbuka yang menjadi pedoman dalam berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia. Penelitian mengenai Pancasila sering dilakukan dan tentunya menghasilkan pemahaman yang berbeda-beda. Perkembangan Pancasila juga menimbulkan dinamika yang menarik. Penelitian kali ini tidak terfokus pada kajian Pancasila melainkan pada konsep yang menyainginya pada masa demokrasi terpimpin yaitu Nasakom. Berawal dari latar belakang ini maka penulis ingin mengetahui lebih lanjut tentang Nasakom yang diterapkan pada demokrasi terpimpin. Maka ditentukan dua rumusan masalah antara lain (1) Bagaimana latar belakang munculnya Nasakom? (2) Bagaimana fungsi Nasakom pada tahun 1959-1965?. Teori yang digunakan sebagai unit analisa adalah terori ideologi negara yang disampaikan oleh Paul Riceour. Berdasarkan teori ini, ideologi memiliki 3 fungsi yaitu, fungsi distorsi, fungsi legitimasi dan fungsi integrasi.

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Nasakom merupakan ideologi dan memiliki 3 fungsi. Fungsi yang pertama adalah Nasakom digunakan sebagai ideologi yang mengimbangi kekuatan politik yang ada dan menjaga posisi Sukarno agar tidak terjadi kudeta. Fungsi lainnya adalah sebagai ideologi yang mampu menjaga integritas bangsa dan menjaga persatuan bangsa. Diantara kedua fungsi ini terdapat tujuan yang tidak selaras, sehingga untuk menyelaraskannya perlu adanya fungsi legitimasi. Nasakom dilegitimasikan agar kekuasaan Sukarno terimplementasi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Apabila fungsi legitimasi berjalan dengan baik maka dua fungsi utama Nasakom juga akan berjalan dengan baik. Akan tetapi nasakom mengalami kegagalan karena fungsi legitimasi tidak berjalan dengan baik. Nasakom menimbulkan pro dan kontra dikalangan masyarakat, ditambah dengan peristiwa G30S yang diduga didalangi oleh golongan komunis yang menjadi tanda bahwa Nasakom mencapai puncak kegagalannya.

Kata Kunci: Nasakom, Ideologi negara, Demokrasi terpimpin

Published
2017-07-22
Abstract Views: 652
PDF Downloads: 6648