SEJARAH KESENIAN LUDRUK KARYA BUDAYA MOJOKERTO TAHUN 1969 – 2009

  • I S M A W A T I

Abstract

Kesenian Ludruk Karya Budaya merupakan sebuah kesenian teater tradisional yang lahir di Kabupaten Mojokerto desa Canggu Kecamatan Jetis tepatnya tanggal 29 Mei 1969 oleh seorang anggota Polisi Polsek Jetis yang bernama Cak Bantu. Masyarakat Canggu sendiri menginginkan adanya grup ludruk yang mampu menghibur seperti sebelumnya. Keinginan masyarakat Canggu ini tidak lain merupakan wujud rasa kerinduan masyarakat terhadap pertunjukan Ludruk yang sebelumnya telah vakum selama 2 tahun dikarenakan peristiwa G 30 S/PKI.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana sejarah  Ludruk Karya Budaya di Mojokerto?, 2) Bagaimana peran pemerintah orde baru terhadap Ludruk Karya Budaya Mojokerto ? Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode heuristik, kritik dan intepretasi sumber, serta historiografi. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Sejarah Kesenian Ludruk Karya Budaya di Mojokerto Tahun 1969 - 2009 . Penelitian ini menggunakan pendekatan historis. Setting penelitian dilakukan di desa Canggu Kecamatan Kabupaten Mojokerto.

Hasil Penelitian ini menunjukan bahwa Kesenian Ludruk telah muncul sebelum tahun 1945 tetapi semenjak pasca G 30 S/PKI tahun 1965 banyak ludruk dibubarkan karena dianggap bagian dari LEKRA. Setelah itu pada tahun 1967 ludruk mulai bangkit, namun berada di bawah naungan ABRI. Salah satu grup Ludruk yang dibawah naungan dan dibina langsung oleh ABRI yaitu Ludruk Karya Budaya yang ada di Mojokerto, kesenian Ludruk Karya Budaya dalam perjalanannya pada tahun 1970-an mengalami pasang surut dalam perjalanan keseniannya.Pada tahun 1979-an Ludruk Karya Budaya mengalami perkembangan yang sangat pesat yang awalnya hanya nobong atau pentas keliling dari desa ke desa diwilayah Mojokerto akhirnya bisa nobong diluar wilayah Mojokerto seperti di wilayah Jombang, pada pemerintahan Orde Baru Ludruk Karya Budaya juga menjadi media pembangunan, dimana di dalam pementasannya banyak menampilkan pesan-pesan pembangunan yang memihak pada pemerintah Orde Baru, peran pemerintah Orde Baru sangat dominan dalam melakukan pemberdayaan pada kesenian Ludruk dengan melakukan pembinaan – pembinaan terhadap grup Ludruk tak terkecuali grup Ludruk Karya Budaya itu sendiri. Di awal tahun 1990an era audiovisual membuat semua grup ludruk harus mempunyai strategi baru untuk mempertahankan eksistensinya. Upaya-upaya dilakukan agar Ludruk Karya Budaya tetap eksis. Seiring berjalannya waktu,masyarakat mulai mengurangi minatnya terhadap kesenian ludruk karena banyaknya aksi-aksi yang lebih memikat minat masyarakat itu sendiri.

Kata Kunci : Kesenian, Ludruk, Luduk Karya Budaya, Mojokerto

Published
2017-08-02
Abstract Views: 919
PDF Downloads: 880