RATU KALINYAMAT PENGUASA WANITA JEPARA TAHUN 1549-1579

  • ANAS SOFIANA

Abstract

Ratu Kalinyamat adalah putri dari Sultan Trenggana dan merupakan penguasa wanita abad ke-16 di Jepara. Ratu Kalinyamat muncul pada panggung sejarah Indonesia ketika Kerajaan Demak mengalami kemunduran karena konflik politik dan perebutan kekuasaan antara keturunan Raden Patah. Ratu Kalinyamat merupakan tokoh yang mempunyai peranan penting di Jepara. Sikap tegas, berani mengambil keputusan serta kemampuan memimpin yang ada pada diri Ratu Kalinyamat membuatnya berhasil menjadi seorang penguasa besar wanita di pesisir utara Jawa.

                Penelitian ini akan membahas mengenai (1) Apa yang melatarbelakangi Ratu Kalinyamat menjadi penguasa Jepara pada tahun 1549-1579; (2) Bagaimana Ratu Kalinyamat membangun Jepara setelah runtuhnya Demak pada tahun 1549; (3) Bagaimana kondisi Jepara di bawah kekuasaan Ratu Kalinyamat pada tahun 1549-1579. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yaitu tahap pengumpulan sumber primer dan sekunder. Sumber dalam penelitian ini didapat melalui observasi peninggalan Ratu Kalinyamat yang berupa Masjid Mantingan dan Komplek Makam Mantingan, wawancara dengan juru kunci masjid dan kompleks Makam Mantingan beserta literatur pendukung lainnya yang diperoleh dari ANRI. Tahap kedua adalah kritik sumber dengan bentuk kritik intern untuk mendapatkan data sejarah yang kredibel. Tahap ketiga, interpretasi data. Dari berbagai literatur, hasil observasi serta wawancara, dapat diperoleh penafsiran bahwa Ratu Kalinyamat sebagai penguasa wanita yang tegas, berani dan kemampuannya dapat menjadikan Jepara sebagai kota dagang dan pelabuhan besar abad ke-16. Keempat, historiografi untuk menuliskan hasil penelitian karya sejarah secara kronologis sesuai dengan tema penelitian.

Hasil penelitian menjelaskan Ratu Kalinyamat merupakan putri Sultan Trenggana yang berhasil mengatasi konflik Kerajaan Demak. Pengangkatan Sunan Prawata sebagai raja Demak menimbulkan kecemburuan Arya Penangsang. Pembunuhan Sunan Prawata oleh Arya Penangsang didasarkan pada dendam masa lalu yaitu pembunuhan Pangeran Seda Lepen (ayah Arya Penangsang). Arya Penangsang juga membunuh Sultan Hadlirin suami Ratu Kalinyamat. Ratu Kalinyamat adalah adik Sunan Prawata yang kemudian menjadi penguasa wanita di Jepara. Ratu Kalinyamat dapat menjadi penguasa karena sistem genealogi dalam pewarisan tahta kerajaan. Sebagai putra dari pewaris Kerajaan Demak, Ratu Kalinyamat mempunyai posisi kuat dalam pemerintahan. Sebagai pewaris kerajaan, mempunyai sikap tegas dan berani dalam mengambil keputusan, Ratu Kalinyamat menggunakan wewenang politiknya untuk mengatasi konflik di Demak. Penobatan Ratu Kalinyamat menjadi pemimpin di Jepara ditandai  sengkalan “trus karya tataning bumi” yaitu sekitar tahun 1549 Masehi. Ratu Kalinyamat menerapkan kebijakan untuk memajukan dan memulihkan Jepara kembali berjaya yaitu dengan menerapkan sistem commenda dalam perdagangan jalur laut.

Perkembangan ekonomi yang cukup pesat selama pemerintahan Ratu Kalinyamat menjadi faktor pendukung pertahanan politik Jepara. Kemajuan ekonomi Jepara membuat Jepara memiliki armada laut yang kuat sehingga perdagangan, pelayaran serta interaksi banyak dilakukan di Pelabuhan Jepara. Ratu Kalinyamat juga bekerja sama dengan wilayah lain seperti Johor, Aceh, dan Hitu untuk menyerang Portugis ketika menguasai Malaka karena politik Portugis yang bertentangan dengan Islam. Ratu Kalinyamat kemudian mengirimkan 4000 tentara dan 40 buah kapal untuk menangkal serangan Portugis di Malaka. Sebagai pemerintahan yang bercorak Islam, Ratu Kalinyamat membangun masjid yang terletak di Desa Mantingan, Kecamatan Tahunan sebagai simbol politik dan kebesaran kekuasaan Ratu Kalinyamat.

Kata Kunci: Ratu Kalinyamat, Penguasa Wanita, Jepara

Published
2017-08-29
Abstract Views: 333
PDF Downloads: 4852