UPAYA PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN PETIRTAAN JALATUNDA

  • AYU WULANDARI

Abstract

Abstrak

Petirtaan Jalatunda merupakan Benda Cagar budaya yang sangat penting bagi masyarakat, fungsinya tidak hanya kepentingan keagamaan saja namun sudah berkembang  pemanfaatannya menjadi objek wisata. Peningkatan pengunjung dan PAD selalu meningkat setiap tahunnya. Oleh karena itu upaya pelestarian sudah dilakukan sejak masa Hindia Belanda hingga yang terakhir dilakukan oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1991-1994. Bagaimanakah upaya pelestarian serta upaya pemanfaatan petirtaan Jalatunda tersebut. Kemudian bagaimana perilaku pengunjung yang datang ke petirtaan Jalatunda serta upaya preventif dari pengelola dalam menanggulangi ancaman pelestarian yang terdapat di petirtaan Jalatunda. Peningkatan PAD tahun 2012 sudah mencapai 100 juta, hingga pada tahun 2013 ini ditargetkan menjadi 120 juta. Upaya pelestarian yang ada di petirtaan Jalatunda meliputi diupayakan adanya pembersihan sejak masa Hindia Belanda hingga pemugaran oleh pemerintah pada tahun 1991-1994, oleh masyarakat sendiri menganggap bangunan Jalatunda merupakan bangunan suci yang mempunyai makna magis sehingga mereka ikut melestarikan. Upaya pemanfaatan petirtaan Jalatunda meliputi dijadikan sebgai objek wisata religi, rekreasi, serta pendidikan. Upaya pemanfaatan yang dilakukan oleh dinas pariwisata dengan promosi wisata serta penambahan sarana dan pra sarana petirtaan Jalatunda.  Namun dari pemanfaatan tersebut ada sikap kustodion dan non kustodion hingga perilaku yang mengancam pelestarian seperti vandalisme yang bisa merusak keaslian bangunan dan kontruksi candi. Sikap non kustodion muncul dari masyarakat sekitar yang acuh dikarenakan kecewa dengan pembagian hasil PAD  yang kecil. Beberapa perilaku manusia yang terdapat dipetirtaan Jalatunda yang bisa mengancam pelestarian yaitu penggunaan atribut ritual serta vandalisme.  Kegiatan Vandalisme bisa menghilangkan data historis batuan candi, hal tersebut bisa merugikan pihak akademisi. Adapun upaya preventif yang dilakukan oleh pengelola yaitu aspek monitoring serta peneguran secara langsung. Kerusakan bangunan juga diidentifikasi disebabkan oleh alam yaitu tumbuhnya jamur dan lumut yang bisa melapukkan batuan candi, upaya preventif yang dilakukan adalah dengan konservasi.  Namun upaya-upaya tersebut belum sepenuhnya dilakukan sehingga rekomndasi yang utama pada penelitihan ini yaitu peningkatan aspek evaluasi serta pemanbahan sarana dan prasarana yang menunjang pariwisata.

Kata Kunci: Pelestarian, Pemanfaatan, Ancaman Pelestarian, Rekomendasi

Published
2013-05-17
Abstract Views: 76
PDF Downloads: 243