SAIWASIDDHANTA PENELUSURAN ALIRAN SIWAISME DI JAWA TIMUR PERIODE KLASIK
Abstract
Abstrak
Agama Hindu aliran Saiwa berkembang pada masa klasik di Jawa terutama pada masa wangsa sailendra yang berpusat di Jawa Tengah. Sejak perpindahan pusat kerajaan Mataram kuno ke Jawa Timur, agama saiwa berkembang lebih dinamis. Hal tersebut dapat dibuktikan dari sumber sumber sastra maupun prasasti yang menyebutkan beberapa sekte Saiwa seperti, Saiwa bhairawa, Saiwasiddhanta, dan sekte Ganapati. Alairan Saiwasiddhanta menarik untuk dibahasan, karena sekte ini dianggap rahasia pada masa itu. Padahal informasi dan jejak-jejak aliran ini saat ini masih dapat ditelusuri. Pertanyaan penelitian yang diangkat meliputi, pertama: bagaimana ajaran-ajaran Saiwasiddhanta berdasar sumber India dan yang bersumber dari naskah tutur yang berkembang di Jawa. Kedua, bagaimana jejak aliran Saiwasiddhanta di Jawa Timur pada masa klasik. Naskah tutur yang dikaji ialah naskah tutur Jnanasiddhanta, Bhuvanakosha, dan Wrhaspatitattva, sedangkan penerlusuran siva siddhanta menggunakan data arkeologis dan epigrafis. Metode yang digukan adalah metode sejarah denggan menggunakan sumber naskah dan prasasti. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa ajaran Saiwasiddhanta pada inti mengajarkan bagaimana cara mencapai moksa melalui jalan jnana (pengetahuan), sehingga dapat bersatu dengan dewa siwa sebagai zat tertinggi (Parambrahman). Berdasarkan perbandingan doktrin saiwasidhanta di India dengan sumber-sumber tutur din Jawa, diperoleh persamaan tentang cara-cara mencapai tujuan akhir tersebut. Berdasarkan penelurusan filologis (naskah siwasasana) diperoleh bukti bahwa saiwasiddhata telah ada sejak masa Dharmawangsa Tguh. Bukti epigrafis, seperti prasasti Sekar 1366 M dan prasasti Wringin Pitu 1447, memperlihatkan aliran ini berkembang pada masa Hayamwuruk dan dyah Kertawijaya, raja akhir majapahit. Disebutkan pula Dharmadyaksa ring kasaiwan dang acharya isvara siddhantapaksa sebagai pejabat keagamaan yang mengurusi sekte tersebut. Unsur – unsur ajaran Saiwasidhanta juga ditemukan pada prasasti lawan dan prasati Terep 1032 M. Berdasarkan tutur jnana siddhanta, dan Wrhaspatitatva, simbol lingga-yoni dan padma sangat erat berhubungan dengan ajaran saiwa siddhata. Dengan demikian diperkirakan lingga-yoni yang bermotif padma mengandung unsur ajaran Saiwasiddhanta. 14 daun padma melambangkan AUM. Sama halnya dengan tri-bhaga pada lingga yang melambanglan A= Brahma-bhaga, U = Visnu-bhaga dan M = Siva-bhaga. Suku kata AUM atau OM merupakan suku kata tertinggi dalam Saiwasiddhata
Kata Kunci: Sekte, Saiwasiddhanta, Jawa Timur
![](https://journal.unesa.ac.id/public/site/grafik.png)
![](https://journal.unesa.ac.id/public/site/pdf.png)