R.A.A. JAYAPUSPITA DALAM PERANG SURABAYA (1718 – 1722)

  • JOKO NOVERI

Abstract

Abstrak

Perang Surabaya (1718 – 1722) yang dipimpin oleh R.A.A. Jayapuspita merupakan sebuah peperangan yang besar pada masa VOC. Besarnya perang Surabaya tidak terlepas dari kedudukan Surabaya sendiri sebagai daerah yang kuat baik dalam segi ekonomi, sosial, maupun politik. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah Apa yang melatarbelakangi Perang Surabaya, Bagaimana peran Jayapuspita dalam Perang Surabaya, Bagaimana dampak dari Perang Surabaya terhadap pemerintahan di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang meliputi heuristik, kritik intern, interpretasi, serta historiografi dengan merujuk sumber utama yaitu, Laporan VOC yang telah dibukukan dalam De Opkomst IX dan Sarasilah Bupati Surabaya, serta dari bahan-bahan pustaka dan referensi lain yang relevan. Terbunuhnya Adipati Jangrana II pada tahun 1709 merupakan sebab utama perang Surabaya. Pemimpin perang Surabaya yaitu R.A.A. Jayapuspita pengganti Adipati Jangrana II. Dalam perang Surabaya Jayapuspita bertindak sebagai pemimpin utama perang sekaligus pemimpin agama. Kedudukan Jayapuspita sebagai pemimpin agama semakin jelas terlihat ketika Jayapuspita bergabung dengan pemberontak lain yaitu Pangeran Diponegoro. Saat bergabung dengan Pangeran Diponegoro, Jayapuspita mengangkat dirinya dengan gelar Adipati Panatagama. Perjuangan Jayapuspita dalam perang Surabaya berakhir ketika Jayapuspita menderita sakit keras dan meninggal di Japan tahun 1720. Pengganti Jayapuspita yaitu Adipati Natapura yang kemudian bergabung dengan pasukan Pangeran Purbaya. Perang Surabaya berakhir dengan menyerahnya Adipati Natapura pada tahun 1722. Dampak utama perang Surabaya yaitu, rusaknya wilayah Surabaya dan hilangnya kekuasaan dinasti Jangrana di Surabaya.

Kata Kunci : Perang Surabaya, Jayapuspita, Jangrana

Published
2013-05-17
Abstract Views: 169
PDF Downloads: 220