PERAN MAYJEN SUNGKONO DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN DI JAWA TIMUR TAHUN 1945 – 1950

  • IRKHUL LUKLUI
  • SEPTINA ALRIANINGRUM

Abstract

Sungkono lahir di kota Purbalingga pada tanggal 11 Januari 1911. Pada peristiwa 10 November 1945 Sungkono merupakan salah satu tokoh penggerak semangat juang rakyat Surabaya. Sungkono diangkat sebagai kepala BKR Kota Surabaya ketika peristiwa 10 November 1945. Penelitian ini akan membahas mengenai (1) Bagaimana latar belakang Mayjen Sungkono sebelum tahun 1945 dan karier di dunia militer; (2) Bagaimana peran Mayjen Sungkono di Jawa Timur tahun 1945 – 1950. Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri atas empat tahap yaitu tahap Heuristik, Kritik, Interpretasi dan Historiografi. Sumber dalam penelitian ini didapat melalui wawancara dengan anak dan kerabat dar Sungkono juga wawancara dengan para veteran pejuang 45, didapat juga melalui arsip perihal persemian Sungkono sebagai kepala divisi Brawijaya, Arsip keterlibatan Sungkono dalam peristiwa 10 November 1945 sampai tahun 1950. Tahap kedua yakni kritik sumber yaitu kritik intern menemukan data yang menunjukan peran Sungkono periode tahun 1945 – 1950. Tahap Ketiga yakni interpretasi data. Melalui berbagai literature serta wawancara memperoleh fakta tentang peran Sungkono dalam peristiwa 10 November 1945 dan selama menjadi Kepala Divisi Brawijaya . Fakta-fakta tersebut menjadi pondasi peneliti dalam menganalisis fakta sesuai dengan tema penelitian disertai dukungan sumber sekunder. Tahap keempat yakni historiografi untuk menuliskan hasil penelitian karya sejarah secara kronologis sesuai dengan tema penelitian. Hasil penelitian menjelaskan Sungkono yang terlahir dari pasangan Ki Tawireja dan Ibu Rinten. Sungkono mulai dikenal dikalangan rakyat Surabaya ketika terjadi pemberontakan tujuh kapal pada tahun 1930. Pada jaman Jepang Sungkono telah bergabung dalam anggota PETA. Tanggal 4 September 1945 Sungkono terpilih sebagai komandan BKR Kota Surabaya. Sebagai komandan BKR Kota Surabaya Sungkono Sebagai bertanggung jawab atas pertahanan dan keamanan seluruh kota. Dengan cara kota harus dipertahankan dari usaha pendudukan oleh musuh. Sebagai komandan BKR Kota Surabaya Sungkono menggerakan pasukan dengan dibantu Polisi Istimewa dibawah pimpinan Moh. Jasin, Pemuda Republik Indonesia (PRI) beserta rakyat dan pemuda lainnya yang belum jelas induk pasukannya untuk mengepung markas Gubeng. Sungkono juga menjabat sebagai gubernur militer pada peristiwa pemberontakan PKI Madiun. Sumbangsih yang diberikan Sungkono bukan hanya pada bidang militer juga bidang sosial, politik dan pendidikan. Pada tahun 1950 Sungkono berpindah ke Jakarta menjadi “Penasehat Umum” Menteri Pertahanan di Jakarta.
Published
2018-07-24
Section
Articles
Abstract Views: 942
PDF Downloads: 553