PERKEMBANGAN TASAWUF SHOLAWAT WAHIDIYAH DI PONDOK PESANTREN AT-TAHDZIB JOMBANG TAHUN 1993-2001

  • DIAH AYU MAGFIROH
  • SUMARNO

Abstract

Wahidiyah merupakan ajaran yang mengatasnamakan gerakan tasawuf yang lahir dan berkembang di Indonesia. Hal pokok ajarannya terdiri dari sholawat wahidiyah dan ajaran wahidiyah. Kedua hal pokok tersebut merupakan perangkat praktis (amalan) yang disusun oleh Muallif K.H Abdoel Madjid Ma’ruf. Wahidiyah menghendaki terwujudnya persaudaraan, akan tetapi realita yang terjadi wahidiyah terpecah organisasinya menjadi tiga organisasi. Berdirinya organisasi baru yang mengatasnamakan wahidiyah menimbulkan ketidakharmonisan diantara ketiganya. Berbagai penghasutan dan fitnah yang diterima organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) mengakibatkan kegiatan-kegiatan organisasi terhambat. Salah satunya PSW tidak dapat menyelenggarakan mujahadah kubro wahidiyah di Kedunglo Kediri, namun tidak lama kemudian PSW mampu menyelenggarakan kembali mujahadah kubro di pondok pesantren At-Tahdzib Jombang.Hasil dari penelitian ini menunjukkan sholawat wahidiyah merupakan suatu amalan yang diamalkan dengan ber-mujahadah. Bermacam-macam mujahadah yang ada di wahidiyah, salah satunya yakni mujahadah kubro wahidiyah yang dilaksanakan 2 kali dalam setahun pada bulan Muharram dan Rojab. Perjalanan panjang yang dialami organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) pusat untuk menyelenggarakan mujahadah kubro wahidiyah tidak berjalan dengan baik. Pada tahun 1993 pelaksanaan mujahadah kubro wahidiyah berpindah dari Kedunglo Kediri ke Pondok Pesantren At-Tahdzib Jombang. Hal ini dikarena konflik internal yang terjadi di dalam tubuh organisasi Penyiar Sholawat Wahidiyah (PSW) Pusat. Sebagai gerakan tasawuf, konsep ajaran wahidiyah mencakup Lillah-Billah, Lirrosul-Birrosul, Lilghouts-Bilghouts, Yukti Kulla Dzii Haqqin Haqqoh, Dan Taqdiimul Aham Fal Aham Tsummal Anfa’ Fal Anfa’. Seluruh konsep ajaran ini memberikan pengaruh positif yang sangat besar bagi orang-orang yang mengamalkannya, diantaranya dari segi batiniyah timbul kesadaran di dalam hatinya untuk kembali kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW serta dari segi lahiriyah timbul kesadaran untuk berhubungan baik dengan sesama manusia, seperti mencakup perilaku ramah tamah, sopan santun, saling menghormati, tawadhu’, suka dan saling menolong, jujur dan dapat dipercaya, berbaik sangka, saling menyayangi, dan lain sebagainya.
Published
2018-07-24
Section
Articles
Abstract Views: 741
PDF Downloads: 746