PERKEMBANGAN IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA (IPSI) TAHUN 1948-1973

  • RENDRA YULIO PRATAMA
  • AGUS TRILAKSANA

Abstract

Ikatan Pencak Silat Indonesia merupakan induk organisasi resmi pencak silat di Indonesia. Sebelum IPSI berdiri perguruan merupakan organisasi pencak silat dalam scope daerah. Berdirinya IPSI sempat menuai protes dari beberapa perguruan yang telah berkembang sebelumnya. Beberapa tokoh merasa bahwa IPSI didominasi oleh beberapa perguruan pencak silat saja. Egosentrisme perguruan saat itu sangalah kuat, mereka ingin perguruannya dijadikan wadah organisasi nasional pencak silat. IPSI berdiri sebagai wadah baru organisasi nasional pencak silat nasional. Salah satu tujuan berdirinya IPSI adalah untuk melestarikan dan mengembangkan pencak silat serta mempersatukan semua aliran dan perguruan pencak silat yang ada di Indonesia. Saat Kongres I IPSI yang dihadiri berbagai tokoh pencak silat sempat terjadi perbedaan pendapat mengenai IPSI. Usaha penyatuan aliran dan perguruan pencak silat merupakan langkah awal untuk mengembangkan dan melestarikan pencak silat di Indonesia. Tahun 1957, berdiri organisasi pencak silat baru di Jawa Barat yakni Persatuan Pencak Silat Indonesia (PPSI). Berdirinya PPSI menimbulkan dualisme pembinaan pencak silat di Indonesia. Hal tersebut memberi dampak tersendiri bagi perkembangan IPSI, namun pada Tahun 1973 PPSI bersedia bergabung dengan IPSI. Kehadiran IPSI juga memberikan peran tersendiri bagi perkembangan pencak silat di Indoneisia. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian terkait perkembengan Ikatan Pencak Silat Indonesia dengan judul penelitian “Perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Tahun 1948-1973”. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan perkembangan Ikatan Pencak Silat Indonesia pada kurun waktu 1948- 1973. Dalam penelitian ini juga akan berisi analisis tentang dualisme pembinaan pencak silat dan peran IPSI dalam mengembangkan pencak silat di Indonesia. Penulis menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi untuk mendukung penelitian. Penelitian dilakukan dengan menggunakan sumber tertulis berupa arsip, dan buku sejaman serta sumber lisan yang diperoleh melalui wawancara dengan tokoh atau pengurus IPSI dan PPSI mulai bulan April hingga Juli 2018.
Published
2018-09-06
Section
Articles
Abstract Views: 1210
PDF Downloads: 3726