RESPON GURU DAN SISWA SMA DI KABUPATEN TUBAN TERHADAP PENGELOLAAN MUSEUM KAMBANG PUTIH SEBAGAI SUMBER LITERASI SEJARAH DAN BUDAYA SERTA PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

  • INDARTI
  • AGUS SUPRIJONO

Abstract

Dewasa ini masyarakat Indonesia kurang memiliki kesadaran
terhadap pentingnya peranan museum sebagai pendidikan, padahal di dalam museum itu sendiri terdapat
benda-benda peninggalan sejarah yang dapat digunakan untuk mengetahui sejarah dan budaya bangsa kita sehingga
bisa membentuk karakter yang baik bagi generasi penerus. Hal ini juga berlaku terhadap Museum Kambang Putih
Tuban yang kurang dimanfaatkan untuk sarana pendidikan, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui bagaimana
respon guru dan siswa terhadap pengelolaan Museum Kambang Putih sebagai tempat literasi sejarah dan budaya
serta penguatan pendidikan karakter.
Penelitian ini termasuk dalam penelitian kulitatif dengan pendekatan deskriptif kuantitatif, karena selain
mendeskripsikan bagaimana respon guru dan siswa SMA di Kabupaten Tuban terhadap pengelolaan museum respon
tersebut juga akan diprosentasikan dalam bentuk angka. Untuk mengetahui bagaimana respon guru dan siswa SMA
peneliti menggunakan angket sebagai instrumen serta wawancara dan dokumentasi untuk melengkapi hasil
wawancara tersebut.
Dari hasil wawancara tersebut 123 siswa dari empat sekolah di Kabupaten tuban 122 siswa diantaranya
mengatakan bahwa Museum Kambang Putih dapat digunakan sebagai tempat literasi dan pendidikan karakter,
karena di museum sendiri terdapat banyak benda koleksi peninggalan sejarah mulai dari masa pra aksara sampai
masa kolonial. Selain itu juga terdapat koleksi alat musik tradisional dan batik serta alat untuk membuatnya.
Sedangkan satu siswa lainnya mengatakan bahwa belajar sejarah bisa dilakukan dimana saja tidak hanya di museum.
Untuk fasilitas juga sudah cukup baik, bersih dan penataan koleksi disesuaikan dengan masa untuk
memudahkan siswa mempelajari sejarah, ruang pameran benda yang cukup luas. Walaupun belum seperti
museum-museum di kota tetapi Museum Kambang Putih sudah nyaman jika digunakan sebagai tempat untuk
pembelajaran.
Sedangkan respon daru guru, empat guru yang menjadi responden dua diantaranya memberikan respon
yang positif pula sedangkan dua lainnya ada yang megatakan kurang baik dan kurang tau bagaimana pengelolaan
Museum Kambang Putih kambang Putih. Untuk respon positif guru tersebut megatakan bahwa museum sudah
memiliki fasilitas yang baik serta koleksi yang mendukung untuk pembelajaran dan literasi. Sedangkan respon
negatif karena menurut guru tersebut museum Kambang Putih koleksinya masih sedikit, padahal di museum sendiri
memiliki lebih dari 5000 benda koleksi yang dapat dimanfaatkan sebagai pembelajaran karena mewakili dari
berbagai priode masa di Indonesia. Kata kunci : pengelolaan museum kambang putih, literasi, pendidikan
Published
2018-10-23
Section
Articles
Abstract Views: 37
PDF Downloads: 96