MAYOR R. DJAROT SUBIYANTORO DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI SURABAYA TAHUN 1945-1950

  • AINUN NOVALDI
  • CORRY LIANA

Abstract

Revolusi rakyat mempertahankan kemerdekaan di Surabaya dimulai sejak proklamasi di bacakan pada tanggal 19 Agustus 1945. Semangat nasionalisme anti penjajah dirasakan oleh seluruh rakyat Surabaya pada umumnya. pertahanan rakyat semesta didirkan sebagai jawaban sikap patriotism rakyat Surabaya diantaranya dengan membentuk barisan-barisan penggempur musuh disamping organisasi militer resmi bentukan pemerintah yaitu Badan Keamanan Rakyat (BKR). Salah satu yang tidak banyak dikenal diantara pemimpin barisan penggempur ialah Djarot Subiyantoro, seorang pemuda mantan komandan pasukan Jibakutai atau pasukan berani mati di masa pendudukan Jepang yang memiliki andil besar dalam sejarah perjuangan mempertahankan kota Surabaya di masa revolusi mempertahankan kemerdekaan.
Djarot Subiyantoro lahir di Mojokerto pada tanggal 11 Desember 1919 tepatnya di kampong Gedangsari. Kedatangan Inggris dan Belanda di Surabaya dengan senjata-senjata tangguhnya telah menyebabkan jatuhnya banyak korban dari kalangan rakyat, sehingga diperlukan pasukan pemberani untuk melawan. Keberadaan Mayor Djarot cukup membuat pasukan musuh ketakutan, dimulai dari serangan pendadakan yang dilakukan ketika pertempuran 10 November di Surabaya, agresi militer , infiltrasi operasi komando brawijaya, hingga diangkatnya Mayor Djarot menjadi komandan Komando Militer Kota Besar Surabaya sebagai upaya menjaga keamanan kota dimasa peralihan kekuasaan dari tangan Belanda.
Dalam penelitian ini diambil tiga macam permasalahan yang diinginkan penulis antara lain (1) Bagaimana keterlibatan Mayor Djarot dalam perang semesta melawan penjajah tahun 1945-1949 ?. (2) Bagaimana peran Mayor Djarot dalam perang rakyat semesta melawan penjajah tahun 1945-1949 ?. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui keterlibatan Mayor Djarot dalam perang rakyat semerta tahun 1945-1949, serta perannya ketika menjabat komandan KMKB Surabaya untuk memulihkan keamanan dan ketertiban kota tahun 1949-1950.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang meliputi Heuristik, kritik , interpretasi dan historiografi. Untuk mendukung metode tersebut, penulis mengkombinasikan dengan diawali pencarian Sumber baik berupa sumber sekunder berupa buku yang didapatkan dari Museum Brawijaya, Bapersip Jawa Timur, Perpustakaan DHD’45 Jatim, Perpustakaan Nasional RI. Selain itu juga dilakukan wawancara dengan beberapa narasumber sebagai sumber primer antara lain bapak Soewandhi selaku putra tunggal Mayor Djarot Subiyantoro, Ibu Ny.Soebadhina yang merupakan adik kandung Mayor Djarot, serta berbagai veteran pejuang yang salah satu diantaranya merupakan rekan sesama komandan batalyon yaitu Bapak Soetjipto Kertodjojo ( mantan komandan batalyon Tjipto). Hasil dari penelitian ini dipoleh data mengenai latar belakang Mayor Djarot Subiyantoro yang merupakan anak dari delapan bersaudara putera dari pasangan suami istri Ibnu Sa’id Kartowardojo dan Kamiyatin adalah keturunan keraton Jogja yaitu Sultan Hamengku Buwono ke III. Karir militer Mayor Djarot dimulai sejak menjadi komandan Jibakutai, kemudian berubah menjadi komandan batalyon Djarot di masa revolusi fisik, komandan KMKB Surabaya, Komandan Brigade I Ronggolawe, Kepala Badan Kerjasama Buruh, serta masuk dalam struktur Komando pelatihan angkatan darat (KOPLAD) sebelum akhirnya pension dini. Peran Mayor Djarot di kota Surabaya terlihat semakin jelas ketika menjabat sebagai komandan KMKB. Berbagai kasus dihadapinya dimulai ketika upaya penyelidikan dan pengamanan kota dari terror, pemberian kebijakan terhadap rumah rumah dinas, pengamanan demontrasi pembubaran Negara Jawa Timur.
Kata Kunci : Mayor Djarot, Perang, KMKB Surabaya
Published
2018-11-26
Section
Articles
Abstract Views: 162
PDF Downloads: 533