MAKNA SIMBOLIK KERIS DALAM STRUKTUR SOSIAL KERATON NGAYOGYAKARTA HADININGRAT TAHUN 1855-1877 (Berdasarkan Penelusuran Pustaka)

  • RIFKI FEBRIYAN ILHAM RAMADHAN
  • SRI MASTUTI PURWANINGSIH

Abstract

Keris merupakan benda seni warisan nenek moyang bangsa Indonesia berupa seni tempa logam yang diwariskan kepada kita sebagai salah satu identitas diri. Keris dalam perkembangannya bukan lagi sebagai senjata pembunuh, melainkan telah menjadi simbolisasi kehidupan masyarakat, atau dengan kata lain sebagai refleksi persona dan kehidupan masyarakat Jawa. Pada masa lalu, keris juga dipakai sebagai simbol identitas diri, baik itu smbol diri pribadi, keluarga, klan dan status sosial.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana gaya perkerisan yang mewakili struktur sosial di Keraton Yogyakarta? (2) Bagaimana makna simbolik keris bagi masyarakat di Keraton Yogyakarta?. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara praktis terkait menjelaskan makna simbolik keris dalam struktur sosial Keraton Yogyakarta. Metode yang digunakan adalah metode pendekatan sejarah (historical approach), yang meliputi empat tahapan proses yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa, Keris tidak hanya memenuhi keindahan dari aspek fisiknya saja tetapi ada makna-makna yang sangat mendasar di dunia perkerisan, sehingga aspek nilai ini pada akhirnya akan membentuk cara berpikir dan perilaku masyarakat Jawa serta akan melahirkan identitas masyarakat Jawa itu sendiri. Makna simbolik keris dalam struktur sosial Keraton Yogyakarta memberikan gambaran tentang kedudukan atau jabatan seseorang dalam lingkungan Keraton Yogyakarta yang didasarkan pada visual bentuk, warna, maupun cara memakainya. Beberapa aspek yang melekat pada keris tersebut yang akan menunjukkan status sosial seseorang dalam lingkungan keraton.
Kata Kunci : Keris, Simbol, Keraton
Published
2019-02-19
Section
Articles
Abstract Views: 248
PDF Downloads: 2556