BOM BALI 2002

  • MUHAMMAD SYAIFUL IBAD
  • THOMAS NUGROHO AJI

Abstract

Peristiwa Bom Bali 2002 telah menjadi sebuah peristiwa nasional, bahkan internasional, hal ini dikarenakan korban dari Bom Bali tidak hanya berasal dari Indonesia, tetapi berasal dari beberapa negara, Seperi Australia, dan Inggris. Dengan data korban yang mencapai 202 korban jiwa menjadikan peristiwa Bom Bali menjadi peristiwa terorisme terburuk sepanjang sejarah terjadinya aksi terorisme di Indonesia. Dengan sebelum terjadinya di dahului dengan peristiwa terorisme di Amerika, tepatnya di WTC (World Trade Center) padah tahun 2001 yang sangat menggemparkan dunia, karena 4 buah pesawat komersil telah dibajak oleh 19 orang teroris yang kemudian menabrakkan ke gedung WTC dan menelan korban 2.996 orang meninggal dunia.

Penelitian ini memfokuskan untuk mencari tahu paham yang dianut oleh para pelaku Bom Bali, karena peneliti berasumsi paham yang dianut oleh para pelaku pengeboman juga berperan besar dalam pelaksanaan pengeboman di Bali. Selain itu latar belakang, tujuan, kronologis pengeboman, hingga dampak dari sebuah peristiwa yang tergolong kejadian besar tentu akan menjadi hal yang menarik untuk di teliti.

Dengan asumsi tersebut peneliti dapat merumuskan masalah, (1) Apakah latar belakang dan tujuan dari peristiwa bom Bali, (2) Bagaimana jalannya proses dan bagaimana dampak dari peristiwa pengeboman, (3) Apa paham yang di anut oleh para pelaku Bom Bali 2002 dan bagaimana asal muasal paham tersebut. Peneliti menggunakan metode wawancara kepada orang yang terlibat dalam pengeboman yakni Umar Patek dan Ali Fauzi, serta dengan metode studi pustaka dari beberapa sumber, utamanya buku yang dituliskan oleh para pelaku Bom Bali, seperti buku Ali Imron dengan judul “Ali Imron Sang Pengebom”

Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa keteguhan prinsip yang dipegang oleh para pelaku pengeboman menjadikan para pelaku Bom Bali berani melaksanakan aksi melukai orang lain, dengan latar belakang pernah mendapatkan pelatihan di Akademi Militer Mujahidiin Afghanistan membuat para pelaku sangat berempati apabila mendengar kabar tentang masyarakat muslim yang tertindas, dan akan berusaha untuk membalas apa yang telah diterima oleh masyarakat muslim yang di tindas.. Pengeboman ini memberikan dampak yang utamanya di sektor pariwisata di Indonesia, terutama di Bali. Paham yang dianut oleh para pelaku pengeboman adalah paham Takfiri yang dimunculkan oleh kelompok Khawarij, hal ini didasarkan dari beberapa studi pustaka seperti yang berasal dari buku “Ali Imron Sang Pengebom” yang di tulis oleh Ali Imron, buku “Mengurai Benang Kusut Takfiri” dari penelitian tim BNPT (Badan Nasional Penanggulangan Terorisme) dan buku “Ibroh dari Kehidupan Teroris dan Korbannya” yang ditulis oleh Hasibullah Sastrawi.
Published
2020-06-17
Section
Articles
Abstract Views: 75
PDF Downloads: 1542