KAJIAN HISTORIS: TARI MAYANG MADU SEBAGAI KESENIAN KHAS KABUPATEN LAMONGAN TAHUN 2005-2016

  • FERYSCA IKE NURRACHMA MULYA
  • SEPTINA ALRIANINGRUM

Abstract

Kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia utuk memenuhi kehidupannya dengan cara belajar yang semuanya telah tersusun dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat ikut berperan penting dalam perkembangan dan pelestarian terhadap suatu kebudayaan yang ada. Demikian juga dengan masalah kesenian yang merupakan salah satu unsur kebudayaan yang cukup penting dalam masyarakat. Kesenian adalah salah satu bentuk aktivitas masyarakat yang dalam perkembangannya tidak dapat berdiri sendiri, artinya perkembangan pada suatu kesenian bergantung dari masyarakat itu sendiri. Selain itu, kesenian juga merupakan sarana dalam mengekspresikan rasa keindahan dari dalam jiwa manusia dan perwujudan dari kebudayaan yang menunjukkan nilai etik dan estetika suatu masyarakat.Penelitian ini menitik beratkan pada kesenian Tari Mayang Madu sebagai kesenian khas Kabupaten Lamongan. Tari Mayang Madu merupakan tari khas daerah Kabupaten Lamongan. Nama Mayang Madu diambil dari gelar Raden Qasim yang biasa disebut Sunan Drajad. Sunan Drajad merupakan tokoh penyebar agama Islam di Jawa khususnya di Lamongan. Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas maka penulis mengambil rentang waktu antara tahun 2005-2016 yang diciptakan oleh Arif Anshori selaku seniman Kabupaten Lamongan.Berdasarkan latar belakang di atas, maka memunculkan rumusan masalah (1) Bagaimana latar belakang terciptanya Tari Mayang Madu menjadi kesenian khas Kabupaten Lamongan? (2) Bagaimana perkembangan Tari Mayang Madu sebagai kesenian khas Kabupaten Lamongan pada tahun 2005-2016?. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari tahap (1) heuristik, (2) kritik, (3) interprestasi, dan (4) historiografi.Hasil penelitian ini menjelaskan tentang latar belakang terciptanya Tari Mayang Madu menjadi kesenian khas Kabupaten Lamongan dikarenakan tari ini merupakan salah satu tari yang mengandung unsur-unsur Islami dan pertam kali tari yang diperkenalkan ke masyarakat Lamongan. Tari Mayang Madu diciptakan tahun 2005 oleh Arif Anshori yang dilatarbelakangi oleh program kerja Dinas Pendidikan dan Kebudyaan. Tema tari ini diambil dari kegigihan tokoh Sunan Drajad dalam menyebarkan agama Islam di Lamongan.Tahun 2005 Tari Mayang Madu dikenal masyarakat setelah pementasan pertama kali di Obyek Wisata Makam Sunan Drajad di Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan. Tahun 2006 Tari Mayang Madu digunakan sebagai pelatihan guru-guru seluruh Kabupaten Lamongan dan sebagai bentuk pembelajaran muatan lokal di sekolah SMP dan SMA. Seiring berjalannya waktu masyarakat Lamongan mengakui bahwa Tari Mayang Madu merupakan tarian khas daerah Lamongan dan setiap ada acara resmi di Lamongan, tari ini sering ditampilkan.Perkembangan Tari Mayang Madu dapat dilihat dari beberapa kali mengikuti event-event dan acara kenegaraan/kepemerintahan baik di dalam kota maupun di luar kota. Pelestarian Tari Mayang Madu, sanggar seni Tri Melati memegang peran penting sebagai tempat pelatihan terstruktur bersama para anggota sanggar. Tahun 2016 mulai mengalami penurunan karena sudah muncul tari kreasi baru yang selalu bermunculan disetiap tahunnya.Kata Kunci: Tari Mayang Madu, Lamongan, Kajian Historis
Published
2020-06-26
Section
Articles
Abstract Views: 48
PDF Downloads: 45