ORGANISASI PERSATUAN PERJUANGAN 1946

  • ACHMAD JANUAR AMRONI

Abstract

Abstrak 

Pada masa awal kemerdekaan Indonesia dihadapkan pada situasi yang sangat sulit. Yakni Pemerintah yang dipimpin oleh perdana Mentri Sutan Syahrir dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia menempuh jalan diplomasi  mendapat tentangan keras dari kelompok Tan malaka yang terbentuk dalam Organisasi Persatuan Perjauangan. Permasalahan dalam penelitian ini adalah : apa latar belakang di bentuknya Organisasi Persatuan Perjuangan, dan bagaimana dampak dibentuknya Organisasi Persatuan Perjuangan 1946.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penulisan sejarah yang meliputi heuristik, kritik, interpretasi, dan tahap yang terakhir adalah historiografi. Pada tahap heuristik dapat dikumpulkan beberapa sumber antara lain : OMI Doc.NO 5503 p.2 (djogja documenten no.65), Laporan kementrian Penerangan, 21 juli 1947 (kem.Penerangan no.239), Laporan Kepala Kementrian Pertahanan Bagian B 21 – 12 – 1946 (djogja documentenno.354). Kemudian dari sumber koran atau majalah anatara lain : Surat kabar Merdeka Mingguan Oentoek Rakjat edisi 6 Djuli 1946 No.8 halaman 4, Surat kabar Negara Baroe edisi 8 djoeli 1946 artikel Tan Malaka CS. Mentjoba Mereboet Kekuasaan. Setelah itu, penulis melakukan kritik dengan cara membandingkan sumber-sumber yang telah diperoleh baik itu koran, majalah atau buku tentang konfrontasi pemerintah (kabinet Syahrir) dengan Organisasi Persatuan Perjuangan dan dampaknya terhadap pemerintahan Indonesia tahun 1946. Kemudian pada tahap Interpretasi, disimpulkan dan ditafsirkan fakta-fakta yang diperoleh untuk diinterpretasikan sesuai dengan topik yang akan dibahas. Tahapan terakhir adalah historiografi, peneliti berusaha merangkai fakta sejarah yang sudah diklasifikasikan secara kronologis menjadi sebuah karya ilmiah yang dapat dipertanggung jawabkan keilmiahannya sesuai dengan ketentuan metode penelitian sejarah.

Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut, bahwa dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dan kedualatan, dikalangan bangsa Indonesia terbagi atas dua golongan. Yang pertama berpendapat bahwa perjuangan itu harus dijalankan dengan jalan diplomasi guna mencegah jatuhnya korban sia-sia, sedagkan yang kedua condong kepada perjuangan bersenjata, karena mengandalkan semangat, keberanian dan kekuatan bangsa (terutama para pemudanya). Kenyataannya, pemerintah memilih jalan yang pertama , sehingga golongan pendukung jalan kedua menjadi kecewa dan menggalang persatuan  dalam wadah yang disebut Persatuan Perjuangan PP. Bila semula PP dimaksudkan untuk menghadapi musuh ( terutama  belanda).

Namun yang terjadi adalah PP tidak lain merupakan alat dari sekelompok orang (terutama Tan Malaka CS.) untuk mengambil alih kekuasaan pemerintahan negara. Oposisinya terhadap pemerintah RI (Syahrir) tidak menunjang perjuangan bangsa , malahan membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. Peristiwa 27 Juni 1946 jelas merupakan tindakan sabotase terhadap kebijakan politik pemerintah, dan peristiwa 3 Juli 1946 jelas pula merupakan bukti tindakan makar/kudeta dari golongan Tan Malaka Cs. Untuk dapat memegang kekuasaan pemerintahan negara melalui aksi yang dilakukan oleh Jendral Sudarsono.

Sebagai negara hukum, maka teradap mereka yang  bersalah dikenakan hukuman. Tetapi mengingat tindakan-tindakan di atas dilandasi dan didorong oleh kesetiaan, kecintaan kepada bangsa dan negara maka pembebasan golongan Tan Malaka Cs. Atas grasi Presiden pada tanggal 17 Agustus 1948 kiranya di maklumi.

Kata Kunci : Mempertahankan kemerdekaan, Perjuangan Diplomasi, Perjuangan Bersenjata.

Published
2014-05-28
Abstract Views: 275
PDF Downloads: 185