ANALISIS NOVEL TJINTA TANAH AIR SEBAGAI MEDIA PROPAGANDA MASUK MILITER PADA MASA PENDUDUKAN JEPANG (1944-1945)

  • KHUSNUL KHOTIMATUZ Z

Abstract

Abstrak

Posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terdesak sejak peristiwa pertempuran di Laut Karang bulan Mei 1942. Kebutuhan tentara militer semakin meningkat, sedangkan jumlah personil tentara Jepang mulai berkurang karena gugur dalam pertempuran. Propaganda untuk memobilisasi massa ke dalam organisasi kemiliteran pun tidak dapat ditunda lagi. Propaganda dilakukan melalui beberapa media, salah satunya kesenian. Karya sastra novel pun dijadikan sebagai media propaganda. Salah satu novel yang terbit pada masa Jepang adalah novel Tjinta Tanah Air karya Nur Sutan Iskandar.

Tujuan propaganda melalui novel Tjinta Tanah Air memang untuk menjaring pemuda Indonesia agar bergabung dalam organisasi kemiliteran bentukan Jepang, apapun jenisnya. Tanpa Jepang sadari, Nur Sutan Iskandar menyisipkan pesan nasionalisme yang malah memicu munculnya perlawanan terhadap Jepang di akhir pendudukan. Propaganda  melalui novel Tjinta Tanah Air memberikan dampak psikologis bagi rakyat Indonesia. Pendaftaran menjadi anggota organisasi kemiliteran, seperti heiho, peta, dan sebagainya mengalami peningkatan. Peningkatan itu menunjukkan minat rakyat Indonesia yang cukup besar, sampai akhirnya semua tujuan Jepang terbongkar.

 Kata Kunci: Nur Sutan Iskandar, propaganda, militer, dan nasionalisme.

Published
2014-08-15
Abstract Views: 77
PDF Downloads: 528