PERKEMBANGAN TOPENG DHALANG RUKUN PEWARAS DI DESA DASUK, KECAMATAN SLOPENG, KABUPATEN SUMENEP TAHUN 1992-2010

  • RINI WAHYUNINGTYAS

Abstract

Abstrak

Topeng Dhalang merupakan kesenian masyarakat Madura yang telah berakar sejak dulu dan sangat populer dan sekaligus menjadi kebanggaan masyarakat Sumenep. Dalam perkembangannya popularitas kesenian ini tidak hanya ditingkat Jawa Timur  tetapi juga mencapai Internasional. Dalam dua dasawarsa terakhir perkembangannya sangat menarik karena ditengah modernisasi kesenian ini tetap bertahan.

Perkembangan Topeng Dhalang di Sumenep tahun 1992-2010 dihadapkan beberapa permasalahan yaitu: 1) Bagaimana perkembangan Topeng Dhalang; 2). Perubahan pertunjukan Topeng Dhalang; 3) Apa faktor penyebab pasang dan surut Topeng Dhalang di Sumenep. Peneliti menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari 1) Heuristik yaitu sumber primer yang diperoleh melalui wawancara pada pelaku peristiwa dan observasi terhadap seni tradisi Topeng Dhalang, dan sumber sekunder melalui studi kepustakaan; 2) Kritik sejarah, 3) Intepretasi; dan 4) Historiografi.

Hasil penelitian ini menunjukkan, bahwa perkembangan Topeng Dhalang di Sumenep mengalami pasang surut. Semula seni pertunjukan ini berasal dari keraton Sumenep pada abad ke-18 yang kemudian perkembang menjadi kesenian rakyat pada abad ke-19. Meskipun peranan fungsi keraton sudah memudar tapi kesenian ini masih dipentaskan dalam masyarakat. Di Sumenep terdapat rombongan Topeng Dhalang yang tertua yaitu Rukun Perawas yang berdiri pada tahun 1920. Seiring dengan perkembangannya, salah satu keturunan dari pendiri Rukun Perawas memutuskan untuk membentuk kelompok baru dengan nama Rukun Pewaras yang berdiri sejak tahun 1995. Pada tahun 1992-1995 perkembangan kesenian ini mengalami masa puncak kejayaan, ditandai dengan banyaknya undangan dari masyarakatnya, dan undangan keluar negeri. Pada tahun 1996-2005 kesenian Topeng Dhalang mengalami kemunduran hal ini terlihat dari permintaan pertunjukan sangat sedikit. Pada tahun 2006-2010 kesenian ini bangkit lagi bahkan bertambah eksis karena pemicunya adalah rombongan Rukun Pewaras mendapat undangan untuk menghadiri festival di Jakarta. Hal ini seakan memberi kepercayaan lagi terhadap kesenian ini. Pada masa ini pula seorang seniman melakukan pembinaan di desa-desa untuk mencari bibit baru dan para pemainnya terdiri dari anak-anak dan remaja. Dengan demikian Topeng Dhalang di Sumenep lebih berkembang lagi dengan ditandai banyaknya undangan dan terbentuknya rombongan baru. Dalam perkembanganya rombongan Rukun Pewaras mengalami banyak perubahan dalam pertunjukannya, diantaranya adalah tata busana, tata cahaya dan dekorasi dibuat lebih menarik. Dalam perkembangannya kesenian ini mengalami pasang surut yang disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal disebakan adanya modernisasi yang perubahan nilai di masyarakat dan munculnya teknologi informasi, persaingan pertunjukan lain serta peran pemerintah. Faktor internal yang disebabkan oleh sistem trah yang menghambat kaderisasi dhalang, kreatifitas dan hubungan emosinal masyarakat pencinta seni.

 

Kata Kunci : Topeng Dhalang Sumenep dan Perkembangan

Published
2014-08-15
Abstract Views: 56
PDF Downloads: 71