RESPON MASYARAKAT JEMUR WONOSARI TENTANG BERDIRINYA SANGGAR CANDI BUSANA PENGHAYAT KEPERCAYAAN SAPTA DARMA DITINJAU DARI SIKAP MULTIKULTURAL
DOI:
https://doi.org/10.26740/kmkn.v11n2.p478-493Kata Kunci:
Penghayat Kepercayaan Sapta Darma, Sanggar Candi BusanaAbstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan respon masyarakat Jemur Wonosari tentang berdirinya Sanggar Candi Busana penghayat kepercayaan Sapta Darma ditinjau dari sikap multikultural. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori SOR (Stimulus-Organisme-Respon) yang ditemukan oleh Hovland. Teori ini mengasumsikan bahwa suatu stimulus (kata-kata verbal, isyarat non verbal, dan simbol-simbol) tertentu akan dapat merangsang orang atau kelompok lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu juga. Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan teknik purposive sampling jumlah informan dipilih dengan pertimbangan masyarakat yang tinggal di sekitar bangunan Sanggar Candi Busana dan juga tokoh-tokoh masyarakat yang berkaitan dengan kegiatan aliran kepercayaaan Sapta Darma hingga diperoleh kejenuhan data. Informan dalam penelitian terdapar sepuluh informan terdiri atas masyarakat, tokoh masyarakat kelurahan Jemur Wonosari, dan tokoh Penghayat kepercayaan Sapta Darma. Lokasi dalam penelitian ini pada kelurahan Jemur Wonosari, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa warga Jemur Wonosari memberikan dua respon yakni, respon sebelum masyarakat mengetahui fungsi Sanggar Candi busana. Dan respon positif terhadap keberadaan Sanggar Candi Busana dan penghayat kepercayaan Sapta Darma, warga masyarakat hidup berdampingan. Penerimaan warga masyarakat merupakan bagian dari komunikasi yang humanis, kegiatan Sapta Darma yang melibatkan masyarakat sebagai wujud menjunjung tinggi nilai kerukunan. Sikap multikultural muncul dimana masyarakat menjaga hubungan harmonis serta memberikan ruang akan perbedaan dalam berkeyakinan dan melakukan peribadahan dengan tidak menggangu dan mengusik.
Unduhan
Referensi
Azis, F. 2017. Konstruksi Sosial Penghayat Kerokhanian Sapta Darma (KSD) Terhadap Ajaran KSD Dalam Kehidupan Sosial. Skripsi. Universitas Airlangga.
Dwiyanto, D. 2010. Penghayat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta:Pararaton.
Effendy,O.U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdaka.
Fahrurrozi, M. 2019. Studi Tentang Pelaku Konversi Agama Dari Islam Ke Penghayat Kepercayaan Sapta Darma Di Jemursari Surabaya. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Ampel.
Haryanto, J. T. 2018. Negara Melayani Agama dan Kepercayaan Konstruksi Agama dan Pelayanan Negara Terhadap Umat Beragama dan Perkembangannya di Indonesia. LITBANGDIKLAT press.
Khoiludin, T., Royani, M. Y., Anwar, k., dkk. 2019. Jalan Sunyi Pewaris Tradisi: Diskriminasi Layanan Publik Tehadap Pengayat Kepercayaan di Jawa Tengah. Yogyakarta: eLSA Pres.
Maulana, B. 2019. Pemenuhan Hak Warga Negara Oleh Negara: Studi Akses Pendidikan Kepercayaan Bagi Peserta Didik Sekolah Menengah Atas Penghayat Kerokhanian Sapta Darma Cabang Surabaya. Jurnal Kajian Moral dan Kewarganegaraan, Vol. 7. No. 1. Hal. 196-210.
Maarif, M. 2017. Pasang Surut Rekognisi Agama Leluhur Dalam Politik Agama Di Indonesia. Yogyakarta:Center Of Religius And Cross-Cultural Studis(CRCS).
Nugroho, R. F. 2019. Analisa Putusan Mahkamah Konstitusi NO.97/PUU-XIV/2016 Terkait Pencantuman Aliran kepercayaan Pada Kolom Agama Kartu Tanda Penduduk dan Kartu keluarga. Jurnal Res publica, Vol. 3. No. 2. Hal. 173-185.
Permana, Y.S. 2010. Kontestasi Abangan-Santri Pasca Orde Baru di Pedesaan Jawa. Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Vol. 14. No. 1. Hal. 63-62.
Parekh, B. 2008. Rethinking Multiculturalism: Keberagaman budaya Dalam Teori politik. Yogyakarta: Kanisius
Rozy, F., Febriansyah, R., dan Ramadhan, A.P. 2020. Konstruksi Sosial Masyarakat Penganut Sapta Dharma Dalam Memegang Teguh Nilai Pancasila. Jurnal Prespektif, Vol. 4. No. 1. Hal. 20-27.
Rufaida, H. 2017. Menumbuhkan Sikap Multikultural Melalui Internalisasi Nilai-Nilai Multikultural Dalam Pembelajaran IPS. Jurnal ilmu Pengetahuan Sosial, Vol. 4. No. 1. Hal. 14-24.
Rachmadhani, A. 2019. Analisis Konflik Pendirian Sanggar Kerokhanian Sapta Darma di Rembang. Jurnal SmaRT: Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi, 5(2), 159-171
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suparlan, P. 2002. Multikulturalisme. Jurnal Ketahanan Nasional Vol. 6. No. 1. Hal. 9-18.
Suaedy, A. dkk. 2009. Islam, Konstitusi Dan Hak Asasi Manusia: Problematika Hak Kebebasan Beragama Dan Berkeyakinan Di Indonesia. Jakarta:The Wahid Institute
Viri, K. dan Febriany, Z. 2020. Dinamika Pengakuan Penghayat Kepercayaan di Indonesia. Indonesian Jurnal of Religion and Society, Vol. 2. No. 2. Hal. 97-122.
Wekke, S. I, dkk. 2019. Metode Penelitian Sosial. Yogyakarta: CV. Adi Karya Mandiri.
Wijayanti, W. 2019. Penghayat Kepercayaan: Perlindungan Hukum Melalui Hukum Administrasi. Raja Grafindo Persada.
Yudianita, F. 2015. Tinjauan Yuridis Terhadap Aliran Kepercayaan Dihubungkan Dengan Pasal 29 Ayat 2 UUD 1945. Jurnal Fakultas Hukum, Vol. 2. No. 2. Hal. 1-14.
Zakiyah. 2020. Ekspresi Religiositas Penghayat Keperayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Cilacap Jawa Tengah. Jurnal Multikutural dan Multireligius, 19(2), 392-410.
Zainuddin, M. 2013. Pluralisme Agama dalam Analisis Konstruksi Sosial. Malang:UIN-Maliki Press.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian

