PERSEPSI GURU DAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN SEKSUAL ANAK DISABILITAS FISIK DI SEKOLAH MENENGAH ATAS LUAR BIASA

Abstract

Abstrak
Pendidikan seksual memiliki manfaat penting dalam membantu anak dengan disabilitas fisik untuk memahami
tubuhnya, membentuk kontrol diri, mengembangkan rasa aman, menghargai diri sendiri, serta mencegah risiko
pelecehan seksual. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan persepsi guru dan orang tua mengenai
pentingnya pendidikan seksual bagi anak dengan disabilitas fisik. Pendekatan penelitian kualitatif dengan
desain studi kasus, subjek penelitian terdiri dari guru dan orang tua di SMALB YPAC Surabaya. Teknik
pengumpulan data dengan wawancara, observasi partisipatif dan dokumentasi. Analisis data dengan analisis
model Miles & Huberman yang meliputi tahap pengumpulan data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Uji keabsahan melalui kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas. Hasil penelitian
menunjukkan persepsi orang tua dan guru memandang pendidikan seksual sangat penting untuk membentuk
kontrol dan harga diri anak, tetapi masih dianggap tabu karena rasa malu, kurang pengetahuan, tidak adanya
kurikulum khusus, serta tantangan dari anak dan lingkungan sosial. Rekomendasi mencakup kolaborasi antara
guru dan orang tua, pelatihan pendidikan seksual, serta penyusunan panduan yang inklusif. Kesimpulan dari
penelitian ini adalah pentingnya pendidikan sebagai upaya bersama untuk mengubah persepsi masyarakat,
menciptakan ruang yang aman bagi pendidikan seksual yang inklusif dan berbasis fakta, serta mengatasi
berbagai hambatan struktural, kultural, dan pedagogis yang ada. Implikasi penelitian ini menunjukkan bahwa
persepsi positif mendorong kerja sama erat antara sekolah dan keluarga dalam menyampaikan informasi
seksual yang akurat, aman, dan sesuai kebutuhan anak. Hal ini mendukung penyusunan kurikulum inklusif,
memperkuat perlindungan dari kekerasan seksual serta meningkatkan kesadaran, harga diri, dan kemandirian
anak dalam masa remaja.
Kata kunci: pendidikan seksual, disabilitas fisik, persepsi