KAJIAN TENTANG TATA RIAS PENGANTIN SEKAR KEDATON WETAN BANYUWANGI

Main Article Content

INDIRA DEWI KIRANA

Abstract

Abstrak: Tata rias merupakan suatu bentuk kebudayaan yang terus berkembang seiring perkembangan zaman. Begitu juga dengan tata rias pengantin Sekar Kedaton Wetan yang berasal dari daerah Banyuwangi. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan proses pembentukan tata rias pengantin Sekar Kedaton Wetan dan mendeskripsikan bentuk dan makna tata rias pengantin Sekar Kedaton Wetan. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif melalui instrumen pengambilan data berupa pedoman wawancara, pedoman dokumentasi, dan pedoman observasi. Data yang diperoleh kemudian diolah menjadi data dalam bentuk deskriptif naratif. Tata rias pengantin Sekar Kedaton Wetan Banyuwangi terinspirasi dari kisah Sri Tanjung dan Kencana Ungu yang mulai digali sejak 2012. Pengantin ini ditampilkan pertama kali pada Banyuwangi Ethno Carnival pada tahun 2015.  Pengantin ini bersumber dari kejayaan kerajaan Blambangan dan Majapahit. Pengantin ini disahkan sebagai pengantin nasional pada 8 November 2016. Berdasarkan hasil analisis data, peneliti menemukan bahwa tata rias pengantin Sekar Kedaton Wetan tergolong cantik. Pengantin putri menggunakan sanggul Uter-uteran. Kedua pengantin menggunakan mahkota yang dinamakan Kuluk Umpak Songo, Busana pengantin putri terdiri dari kebaya berbahan sutra berwarna hijau pupus berkerung depan. Pengantin putri juga menggunakan Sabuk Wero, Jarit Sekar Jagad Prada, Sembong susun pinggiran emas, ekor yang panjang, dan selop bordir. Selain itu, juga menggunakan aksesoris yang berkilau,  terdiri dari anting air terjun, cincin mromong, gelang mromong, kalung Cemplongan, kalung Gini Ringgit, sabuk Susun Banting. Busana pengantin pria hampir sama dengan pengantin putri. Perbedaannya terletak pada penggunaan Keris Jalak Pasopati, rangkaian melati kolong keris Sekar Arum dan menggunakan slayer melati Sekar Arum.


Kata Kunci: tata rias, pengantin, Sekar Kedaton Wetan, Banyuwangi


 


 


Abstract: Bride is a cultural artefact which developed over age. As like Sekar Kedaton Wetan’s bride which come from Banyuwangi. The purpose of this study is describing the forming process of Sekar Kedaton Wetan’s bride and describing about the form and the aim of each part of the bride and groom. This is a descriptive qualitative research. The instrument of this study is interview guidance, documentation guidance, and observation guidance. The data which is collected is processed been narrative descriptive. Sekar Kedaton Wetan Banyuwangi is inspired by Sri Tanjung and Kencana Ungu which started to examine since 2012. This bride is exhibited for the first time on Banyuwangi Ethno Carnival 0n 2015. This bride is come from the glory of Blambangan and Majapahit emperor. This bride is passed as a national bridal on 8th November 2016. Based on the analysis of the data, the researcher has found that the make up of Sekar Kedaton Wetan is beauty categorized. The bride wears buns named Uter-uteran. The bride and groom wear a crown called Kuluk Umpak Songo. The wardrobe of the bride contains of Kebaya. It’s made from silk and there’s a concave part in front of it. The color of it is light green. The bride wears Wero belt, Jarit Sekar Jagad Prada, long tail, and embroidery slippers. The bride wears glowing accessories such as Air Terjun earings, Mromong rings, Mromong bracelets, Cemplongan necklace, Gini Ringgit necklace, and Susun Banting belt.  The groom’s wardrobe is almost the same with the bride’s. The shirt of the groom named Beskap. The differences are the wearing of a weapon called Keris Jalak Pasopati and the jasmines utility named Sekar Arum as slayer and the other is arranged and placed on Keris.


Key words : bride, groom, Sekar Kedaton Wetan, Banyuwangi

Article Details

Section
Articles