PENERAPAN TEKNIK PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING UNTUK MENGETAHUI KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIKA SISWA KELAS 7 G DI SMPN 1 REJOSO

  • YAYUK KURNIASARI

Abstract

Matematika dipahami melalui penalaran, agar kemampuan penalaran matematis dapat berkembang secara optimal, siswa harus memiliki kesempatan yang terbuka untuk berpikir. Salah satu teknik mengajar yang dinilai akomodatif dapat meningkatkan aktivitas berpikir siswa adalah teknik Probing Prompting, yaitu teknik pembelajaran dengan cara guru menyajikan serangkaian pertanyaan yang sifatnya menuntun dan menggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengaitkan pengetahuan siswa dan pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kemampuan penalaran matematika dan respon siswa pada pembelajaran dengan teknik Probing Prompting. Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Rejoso Kab. Nganjuk kelas 7 G sebanyak 36 siswa. Rancangan penelitian yang digunakan adalah “One Shot Case Study”.
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa siswa mampu menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar, dan diagram dengan benar meskipun penalaran yang digunakan kurang lengkap, hal ini diketahui bahwa sebanyak 72 % siswa berada pada level 2 ke atas. Siswa mampu mengajukan dugaan dengan benar meskipun ada beberapa penalaran yang digunakan kurang lengkap, hal ini diketahui bahwa sebanyak 91 % siswa berada pada level 2 ke atas. Siswa mampu melakukan manipulasi matematika dengan benar meskipun penalarannya kurang lengkap, hal ini diketahui sebanyak 78 % siswa berada pada level 2 ke atas. Siswa mampu menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi dengan benar dan menggunakan penalaran dengan baik, hal ini diketahui sebanyak 52 % siswa berada pada level 3 ke atas. Siswa mampu menarik kesimpulan dari pernyataan dengan benar meskipun penalaran yang digunakan kurang lengkap, hal ini diketahui bahwa sebanyak 86 % berada pada level 2 ke atas. Siswa mampu memeriksa kesahihan suatu argumen dengan benar dan penalaran baik, hal ini diketahui bahwa sebanyak 53 % berada pada level 3 ke atas. Siswa mampu menemukan pola atau sifat gejala matematis untuk membuat generalisasi dengan benar meskipun penalaran yang digunakan kurang lengkap, hal ini dieketahui bahwa sebanyak 87 % berada pada level 2 ke atas. Hasil angket respon siswa menunjukkan bahwa respon siswa adalah positif dengan rata-rata nilai respon siswa sebesar 3,17.
Published
2013-01-31
Section
Articles
Abstract Views: 30
PDF Downloads: 269