PROFIL KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH TIPE “WHAT’S ANOTHER WAY” DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT (AQ)

  • ROCHMATUL UMMAH
  • SITI MAGHFIROTUN AMIN

Abstract

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini tidak terlepas dari adanya campur tangan matematika, siswa dituntut untuk memiliki keterampilan yang bagus, kritis, dan kreatif. Hal tersebut sejalan dengan pendapat US-based Partnership for 21st Century Skills (P21) yang mengidentifikasi kompetensi yang diperlukan di abad ke-21 yaitu “The 4Cs”- communication, collaboration, critical thinking, dan creativity. Seiring dengan perkembangan zaman, kemampuan berpikir kreatif menjadi tuntutan siswa untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan yang ada di sekitar mereka. Salah satu cara untuk melatih kemampuan berpikir kreatif siswa yaitu dengan mencari jawaban dari suatu pemecahan masalah. Dalam memecahkan masalah, setiap siswa memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Perbedaan pemikiran tersebut disebabkan daya juang yang berbeda dalam menghadapi sebuah kesulitan.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena tujuan yang dipaparkan oleh peneliti adalah untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kreatif siswa dalam memecahkan masalah tipe “what’s another way” ditinjau dari adversity quotient (AQ). Subjek penelitian ini adalah tiga siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Krian Tahun Ajaran 2017/2018, yaitu satu siswa dengan AQ tinggi (climber), satu siswa dengan AQ sedang (camper), dan satu siswa dengan AQ rendah (quitter). Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah angket adversity response profile (ARP), tes pemecahan masalah tipe “what’s another way”, dan pedoman wawancara. Indikator kemampuan berpikir kreatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah kefasihan, fleksibilitas, dan kebaruan.

Berdasarkan analisis tes pemecahan masalah tipe “what’s another way” dan transkrip wawancara diperoleh deskripsi kemampuan berpikir kreatif siswa climber, camper, dan quitter adalah sebagai berikut. (1) Siswa dengan AQ tinggi (climber) memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu fleksibilitas dan kebaruan. Indikator fleksibilitas ditunjukkan siswa dengan menyelesaikan soal dengan menunjukkan minimal dua cara penyelesaian yang berbeda dan indikator kebaruan ditunjukkan siswa dengan menyelesaikan soal dengan cara yang tidak biasa digunakan oleh siswa lain, dan (2) Siswa dengan AQ sedang (camper) memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kefasihan. Indikator kefasihan ditunjukkan siswa dengan menyelesaikan soal dengan menunjukkan satu cara penyelesaian, dan (3) Siswa dengan AQ rendah (quitter) memenuhi indikator kemampuan berpikir kreatif yaitu kebaruan. Indikator kebaruan ditunjukkan siswa dengan menyelesaikan soal dengan cara yang tidak biasa digunakan oleh siswa lain.

Kata kunci: kemampuan berpikir kreatif, pemecahan masalah tipe “what’s another way”, adversity quotient.




Published
2018-10-08
Abstract Views: 59
PDF Downloads: 256