MAKNA AGAMA BAGI PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KABUPATEN BANYUWANGI

  • HERU DWI SETIAWAN

Abstract

Agama merupakan hal yang sangat privasi dalam kehidupan individu. Termasuk dalam kehidupan Pekerja Seks Komersial (PSK), yang tidak serta merta kita buramkan begitu saja. Para PSK sadar bahwa profesi mereka bertentangan dengan nilai-nilai religi. Penempatan diri dalam menampakkan rasa tunduk kepada Tuhan, tentunya memiliki cara dan sudut pandang yang berbeda. Dalam penelitian ini sudut pandang yang menjadi pemaknaan tentang agama oleh seorang PSK akan dibahas secara mendalam. Memaknai agama selama menjalankan profesinya sebagai pelayanan biologis secara komersial menjadi corak tersendiri. Bagaimana kehidupan Pekerja Seks Komersial (PSK) di Banyuwangi memaknai agama, menjadi spesifikasi dalam penelitian ini. Pemaknaan agama oleh PSK menjadi fenomena sosial yang memiliki karakteristik. Peneliti menyajikannya secara deskriptif kualitatif. Pola ibadah dan simbol agama yang masih melekat dalam diri PSK, menjadi sumber analisis.Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pemaknaan agama dalam diri seorang PSK. Bagaimana pemaknaan dan pemegangan agama dalam kehidupan sehari-hari. Status pribadi yang lepas dari nilai-nilai agama tidak serta merta melepaskan kepercayaan seseorang. Manfaat dalam penelitian ini antara lain, untuk menganalisa dan menerapakan kajian ilmiah sosiologi. Manfaat inti dalam penelitian ini yaitu untuk memahami pemaknaan agama oleh PSK di Banyuwangi, beserta dasar pemikiran secara psikologi sosial. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara, secara indepth interview, dan observasi. Data yang diperoleh dari lapangan akan dikembangkan dengan pendekatan psikoanalisis. Kehidupan sosial seorang PSK dari masa lalu secara intersubyektif hingga pemutusan untuk menekuni dunia pelacuran di lokalisasi. Peneliti mengkonstruksikan pemaknaan agama oleh PSK. Kompleksitas hidup telah menjadikan seorang PSK sebagai korban yang melunturkan imannya. Pada ranah ini subyek penelitian telah mengalami marginal syndrom. Pada saat menjalani profesinya sebagai PSK, mereka memiliki pemaknaan agama secara intersubyektif, dimana aktifitas keagamaan terkadang tetap dijalankan, harapan umum para PSK yaitu segera bisa keluar dari dunia prostitusi, dengan berpikir ‘taubat’. Tentunya dengan pencapaian kesejahteraan sebagai PSK, yang mereka maknai sebagai ‘rejeki dari-Nya.

Kata Kunci: Makna, pemegangan agama, Pekerja Seks Komersial (PSK)

Published
2013-02-01
How to Cite
DWI SETIAWAN, H. (2013). MAKNA AGAMA BAGI PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI KABUPATEN BANYUWANGI. Paradigma, 1(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/1702
Section
Articles
Abstract Views: 84
PDF Downloads: 49