KARYA MUSIK ”SEMANGAT TANI” DALAM TINJAUAN ORKESTRASI

  • AFAN HUDA SASMITA
  • HERI MURBIYANTORO

Abstract

Karya musik “Semangat tani” diambil dari bahasa madura yang artinya semangat seorang petani, karya ini terinspirasi dari Usaha pertanian padi di kabupaten Bondowoso hingga saat ini sebagian besar masih dikategorikan sebagai usaha pertanian skala kecil yang lazimnya disebut dengan usaha pertanian rakyat. Dalam pertanian skala kecil kehidupan petani-petani tersebut masih melakukan kegiatan pertanian seperti membajak, menanam hingga memanen dilakukan secara tradisional tanpa bantuan mesin. Hal yang menarik yang dapat membedakan antara petani tradisional dengan modern terletak dari prosesnya, di mana proses penanaman hingga memanen petani tradisional biasanya mengawali kegiatannya dengan ritual-ritual seperti halnya ritual yang sering dilakukan petani padi di Bondowoso sebelum memanen yakni yang biasa dikenal dengan ritual “Arajhuk”. Ritual ini biasanya dilakukan dengan mengambil batang padi delapan helai dilengkapi dengan sesajen, bubur tujuh warna dan kemenyan di mana semuanya diletakkan di sawah dengan harapan agar memberikan hasil panen yang melimpah.
Di samping itu petani Bondowoso masih memakai sistem gotong royong dalam melakukan kegiatan bertani, mulai dari menyemai bibit padi, membajak sawah, menanam padi, merawat hingga memanen. Kebersamaan dan gotong royong dalam bertani masyarakat Bondowoso tergambar jelas sejak ritual penanaman padi dilakukan. Mereka terlihat sangat bersemangat, berusaha dan gembira dengan senyum lebar dalam menyemai bibit, merawat hingga menunggu musim panen tiba. Semangat usaha kerja keras petani menanam, merawat hingga musim panen telah menginspirasi komposer yang dituangkan dalam ide musik yang diwujudkan melalui orkestrasi, teknik tabla permainan kendang ketipung yang dipadukan dalam bentuk sajian orkestra yang menggambarkan suasana hati dan perjuangan para petani di pedesaan. Fenomena ini dituangkan oleh komposer dalam sebuah karya musik yang berjudul ““Semanagat Tani”” yang artinya semangat seorang petani
Karya Musik “Semanagat Tani” ditinjau dari segi orkestrasi musik antara lain ; (1) Ilmu Bentuk dan Analisis Musik; (2) Instruumentasi; (3) Pemilihan instrumen; (4) Timbre Instrumen; (5) Ambitus instrumen (6) Teknik; (7) Dinamika; (8) Penerapan aransemen pada karya.
Karya Musik “Semanagat Tani” terdiri dari 208 Birama dengan durasi 7 menit 55 detik. Tempo yang digunakan Allegreto, alegro, maestoso, dan Prestisimo. Tangga nada yang digunakan adalah, G Mayor dan D Mayor dan sukat 4/4. Instrument yang digunakan pada karya musik ini mulai dari Strings I (Violin I, Violin II, Viola, Violoncello ( Trombone, Trumpet), Woodwind (Flute dan clarinet) dan perkusi (Snare Drum, Bass Drum, Cymbals, Tambourine, triengel, gentong, tok-tok, kendang ketipung, cobel dan kendang) eletrik bass.
Berdasarkan hasil penciptaan dan pembahasan simpulan yang dibahas mengenai karya musik “Semangat Tani” yang berbentuk tiga bagian dengan tinjauan orkestrasi yang disajikan dengan format orkestra dengan instrumentasi sesuai kapasitas masing-masing instrumen.

Kata kunci: Semangat Tani, Orkestrasi
Published
2018-07-17
How to Cite
HUDA SASMITA, A., & MURBIYANTORO, H. (2018). KARYA MUSIK ”SEMANGAT TANI” DALAM TINJAUAN ORKESTRASI. Solah, 8(1). Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/solah/article/view/24229
Section
Articles
Abstract Views: 63
PDF Downloads: 79