Gambaran Konsumsi Zat Gizi Makro Dan Status Gizi Pada Wanita Usia Subur Dengan Polycystic Ovary Syndrome (Pcos) Di Surabaya
Kata Kunci:
polycystic ovary syndrome, zat gizi makro, status gizi, wanita usia suburAbstrak
Polycystic ovary syndrome (PCOS) adalah gangguan hormonal yang sering dijumpai pada sistem reproduksi wanita dengan angka kejadian 4-10% di seluruh dunia. Wanita dengan PCOS umumnya menunjukkan peningkatan nafsu makan, memiliki preferensi makanan indeks glikemik tinggi, dan cenderung mengonsumsi protein dalam jumlah lebih banyak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran konsumsi zat gizi makro dan status gizi pada wanita usia subur dengan polycystic ovary syndrome di Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Responden pada penelitian ini adalah 16 wanita usia 23-30 tahun dengan polycystic ovary syndrome yang berdomisili di Surabaya. Data yang diperoleh merupakan data primer yang diperoleh dari kuesioner Semi Quantitatice Food Frequency Questionnare (SQ-FFQ) dan Indeks Massa Tubuh responden. Analisis data menggunakan uji univariat untuk mencari gambaran konsumsi zat gizi makro dan status gizi pada wanita usia subur dengan polycystic ovary syndrome. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa asupan karbohidrat mayoritas responden belum mencapai kebutuhan karbohidrat yang direkomendasikan. Asupan lemak mayoritas responden melebihi dari kebutuhan lemak yang direkomendasikan. Asupan protein mayoritas responden melebihi dari kebutuhan protein yang direkomendasikan. Status gizi responden memiliki IMT 50% normal, 6.25% overweight dan 43.75% obesitas.Unduhan
Referensi
Hestiantoro, A., Wiweko, B., Harzif, A. kemal, Shadrina, A., Rahayu, D., & Silvia, M. (2016). Konsensus Tata Laksana Sindrom Ovarium Polikistik. Himpunan Endokrinologi Reproduksi Dan Fertilitas Indonesia (HIFERI) Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI), 79.
Irene, A., Alkaf, S., Zulissetiana, E. F., Usman, F., & Larasaty, V. (2020). Hubungan Pola Makan dengan Risiko Terjadinya Sindrom Ovarium Polikistik pada Remaja. Sriwijaya Journal of Medicine, 3(1), 65–72. https://doi.org/10.32539/sjm.v3i1.141
Jupri, E., Tjandrawati, A., Bayuaji, H., Rachmayati, S., & Parwati, I. (2019). Correlation between Body Mass Index and Serum Leptin Level in Patients with Polycystic Ovary Syndrome. Majalah Kedokteran Bandung, 51(3), 154–159. https://doi.org/10.15395/mkb.v51n3.1459
Kurniawati, E. Y., Hadisaputro, S., & Suwandono, A. (2022). STATUS GIZI WANITA DENGAN SINDROM OVARIUM POLIKISTIK (SOPK). Jurnal Ilmu Kebidanan, 8(1). https://doi.org/10.48092/jik.v8i1.164
Mareta, R., Amran, R., Larasati, V., Studi Pendidikan Dokter, P., Kedokteran, F., Sriwijaya, U., Moh Ali Komp RSMH Km, J., Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, B., Obstetri dan Ginekologi RSUP drMohammad Hoesin Palembang, D., Jend Sudirman Km, J., & Histologi Fakultas Kedokteran, B. (2018). Hubungan Polycystic Ovary Syndrome(PCOS)dengan Infertilitas di Praktik Swasta Dokter ObstetriGinekologi Palembang.
Maulitanti, S. D., Marlina, U., Annisa, Y., & Masitha, D. (2023). Pengaruh Penerapan Diet Anti Inflamasi Pada Perubahan Manifestasi Klinis Dan Penanda Inflamasi Wanita Dengan Polycystic Ovary Syndrome (PCOS). Jurnal Pendidikan Indonesia, 4(05). https://doi.org/10.59141/japendi.v4i05.1821
Singh, A., Vijaya, K., & Sai Laxmi, K. (2018). Prevalence of polycystic ovarian syndrome among adolescent girls: a prospective study. International Journal of Reproduction, Contraception, Obstetrics and Gynecology, 7(11), 4375. https://doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20184230
Wahyuni, A., Supriyatiningsih, Kusumawati, W., Kirana, K., & Mayayustika, C. (2022). Family History of PCOS, Obesity, Low Fiber Diet, and Low Physical Activity Increase The Risk of PCOS. Indonesian Journal of Medicine and Health, 13(1), 50–56. https://doi.org/10.20885/JKKI.Vol13.Iss1.art8
Yuniarti, H. (2023). INTERVENSI NUTRISI PADA PENDERITA PCOS.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian

