Empati VS Ekspolitasi : Melacak Media Online Ramah Disabilitas

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap potensi praktik diskriminasi oleh media online kepada penyandang disabilitas yang dikemas dalam produk berita. Teori yang digunakan sebagai pisau analisis adalah teori kekerasan simbolik Pierre Bourdiue. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif, teknik analisis data menggunakan analisis framing model Robert Entman. Berita yang diteliti adalah berita kasus rudapaksa oleh oknum guru sekolah luar biasa (SLB) kepada siswinya di Semarang  yang dijadikan headline oleh tribunnews.com dan detik.com. Berdasarkan hasil analisis definisi problems, kedua portal media memiliki frame yang sama yakni memandang masalah kekerasan seksual ini adalah masalah moral yang disebabkan karena adanya relasi yang tidak seimbang antara guru dan siswi. Guru berinisial MAZ atau RAZ melakukan intimidasi dengan cara merayu korban mengajak ke hotel kemudian diperkosa. Diagnose cause. Kedua portal memiliki frame yang berbeda. Detik.com menjadikan oknum guru RAZ sebagai penyebab masalah. Sedangkan tribunnews.com menjelaskan ada tiga pihak turut bertanggung jawab yakni tersangka MAZ/RAZ, pihak sekolah dan orang tua korban. Make moral judgement. Kedua portal meida online memiliki moral keputusan yang sama yakni menguraikan perbuatan bejat MAZ/RAZ yang tak pantas dilakukan sebagai seorang guru. Treatment Recommendation. Kedua portal media online sama-sama menampilkan rekomendasi berupa menjatuhkan hukumuan yang setimpal kepada RAZ/MAZ yakni hukuman penjara maksimal 15 tahun sesuai dengan ketentutan KUHP. 

Kata Kunci: Media Online, Penyandang Disabilitas, Kekerasan Seksual, Analisis Framing