Relasi Dualitas Karang Taruna Dengan Pemerintah Desa (Studi Strukturasi Karang Taruna Di Desa Kendal Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan)

Authors

  • Ananta Bagus Prasetya Universitas Negeri Surabaya

Abstract

Karang Taruna has become a youth forum with noble goals. The irony is that in the field, Karang Taruna only exists without substance, Karang Taruna's productivity seems narrow and small and almost disappears. Talking about organizations is a form of social structure, but Karang Taruna is an agency that plays an active role in negotiations. If there is a structure then within it there are individuals, who in Anthony Giddens' language are called agents. Human social practices are always production and reproduction in space and time. The purpose of this research is to determine the behavior of agents in building youth organizations, to determine the reproductive negotiation efforts of youth organizations with the village government, to determine the structure and agents of youth organizations. This research uses the Double Hermanautic method which is different from the hermanautics of Hegel, Gadamer and Habermas. That double hermeneutics is a reciprocal flow between the social world carried out by society and scientific discourse carried out by social scientists (Priyono, Anthony Giddens: an introduction, 2003). With Double Hermanutics, it combines field data with literature data to understand the interactions between agents and social structures in the disembedding of space and time. This method is considered suitable for viewing the existing Karang Taruna phenomenon. As a unique organization, because its existence only exists in village communities. With mechanical awareness, with the belief in mutual cooperation and collective awareness, the repetition of social products is more constant.

Karang Taruna menjadi sebuah wadah pemuda dengan tujuan yang mulia, ironinya di lapangan karang taruna hanya eksis tanpa substansi, produktifitas Karang Taruna seakan-akan terlihat sempit dan kecil bahkan nayaris hilang. Berbicara mengenai organisasi merupakan sebuah bentuk dari struktur social, namun Karang Taruna menjadi agensi yang berperan aktif dalam negosiasi. Jika ada sebuah struktur maka didalamnya ada individu, yang dalam bahasa Anthony Giddens disebut Agen. Praktik sosial manusia selalu produksi dan reproduksi dalam ruang dan waktu. tujuan penelitian ini Untuk mengetahui perilaku agen dalam membangun karang taruna, Untuk mengetahui upaya reproduksi negosiasi dari karang taruna dengan pemerintah desa,Untuk mengetahui struktur dan agen dari karang taruna. Penelitian ini menggunakan metode Hermanutika Ganda (Double Hermanautic) yang berbeda dengan hermanautik Hegel, Gadamer maupun Habermas. Bahwa hermeneutika ganda (double hermeneutic) adalah arus timbal balik antara dunia sosial yang dilakukan oleh masyarakat dan wacana ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan sosial (Priyono, Anthony Giddens: suatu pengantar, 2003). Dengan Hermanutika Ganda menggabungkan data lapangan dengan data literature untuk memahami interaksi anatra agen dan struktur sosial dalam pemisahan (disembedding) ruang dan waktu. Metode tersebut dinilai cocok dalam melihat fenomena karang taruna yang ada. Sebagai sebuah organisasi yang khas, karena keberadaanya hanya ada pada masyarakat desa. Dengan kesadraan mekanik, dengan kutuhan gotong royong dan kesadraan kolektif membuat repetisi produk sosialnya lebih konstan.

Keywords: Agency, Karang Taruna,Structuration, The reproductive negotiation

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2024-07-31

How to Cite

Prasetya, A. B. (2024). Relasi Dualitas Karang Taruna Dengan Pemerintah Desa (Studi Strukturasi Karang Taruna Di Desa Kendal Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan). Paradigma, 13(3), 141–150. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/63563
Abstract views: 47 , PDF Downloads: 32