Keberlanjutan Pembelajaran Literasi, Numerasi Dan Adaptasi Teknologi Di SDN 3 Ngepung Paska Penarikan Program Kampus Mengajar Angkatan 5
Abstract
Abstract
In the context of Indonesian education, efforts to reduce the education gap between urban and remote areas have led to various initiatives, including the Teaching Campus Program. This study aims to explore the phenomenon of the sustainability of efforts to improve literacy, numeracy and technological adaptation learning at SDN 3 Ngepung after the withdrawal of the Kampus Mengajar Program Batch 5, which was introduced as part of the Merdeka Belajar-Kampus Merdeka policy by the Ministry of Education. This policy is designed to strengthen educational infrastructure in remote areas by increasing literacy and numeracy capacity, as well as technological adaptation among students. The research was conducted using a qualitative approach, this research adopts an intensive field study methodology through participatory observation and in-depth interviews with school stakeholders. Data analysis was based on Paulo Freire's critical education theory, which highlights the importance of dialog and active participation of learners in creating an emancipatory and sustainable learning process. Results show that, although the formal influence has ended, the pedagogical practices initiated by the program continue to influence the learning dynamics at SDN 3 Ngepung. The adaptability and adoption of learning innovations by local teaching staff indicates a paradigmatic shift from passive to more collaborative and participatory education, in line with the principles of liberatory education. However, the continuation of this change still depends on the ability of local education institutions to sustain and internalize these innovations in daily educational practices.
Dalam konteks pendidikan Indonesia, upaya untuk mengurangi kesenjangan pendidikan antara wilayah urban dan terpencil telah melahirkan berbagai inisiatif, termasuk Program Kampus Mengajar. Penelitian ini bertujuan untuk menggali fenomena keberlanjutan upaya peningkatan pembelajaran literasi, numerasi, dan adaptasi teknologi di SDN 3 Ngepung setelah penarikan Program Kampus Mengajar Angkatan 5, yang diperkenalkan sebagai bagian dari kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka oleh Kementerian Pendidikan. Kebijakan ini dirancang untuk memperkuat infrastruktur pendidikan di daerah terpencil dengan meningkatkan kapasitas literasi dan numerasi, serta adaptasi teknologi di kalangan peserta didik. Adapun penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengadopsi metodologi studi lapangan yang intensif melalui observasi partisipatif dan wawancara mendalam dengan stakeholder sekolah. Analisis data dilandasi oleh teori pendidikan kritis Paulo Freire, yang menyoroti pentingnya dialog dan partisipasi aktif peserta didik dalam menciptakan proses pembelajaran yang emansipatif dan berkelanjutan. Hasil menunjukkan bahwa, walaupun pengaruh formal telah berakhir, praktik pedagogis yang diinisiasi oleh program tersebut terus mempengaruhi dinamika pembelajaran di SDN 3 Ngepung. Kemampuan adaptasi dan adopsi inovasi pembelajaran oleh tenaga pengajar setempat menunjukkan sebuah pergeseran paradigmatis dari pendidikan yang pasif menjadi lebih kolaboratif dan partisipatif, sesuai dengan prinsip-prinsip pendidikan pembebasan. Namun, kelanjutan dari perubahan ini masih bergantung pada kemampuan institusi pendidikan lokal dalam menopang dan menginternalisasi inovasi tersebut dalam praktik pendidikan sehari-hari
Keywords: Kampus Mengajar Program; Critical Education; Literacy and Numeracy Learning; Technology Adaptation
Downloads
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section

